Sabtu, 27/04/2024 - 05:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Perosi: Penderita Osteoporosis Lebih Banyak daripada Hipertensi dan Diabetes

ADVERTISEMENTS

Osteoporosis disebut silent disease karena tidak menimbulkan gejala.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dr Bagus Putu Putra Suryana SpPD-KR mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai osteoporosis. Terlebih, jumlah penderita penyakit pengeroposan tulang itu lebih banyak dibandingkan dengan penyakit tidak menular lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Penderita osteoporosis jauh lebih banyak dari diabetes, jauh lebih banyak dari hipertensi, jauh lebih banyak dari penyakit kanker,” kata dia dalam seminar virtual bertajuk “Ayo Tingkatkan Kesehatan Tulang, Cegah Osteoporosis” di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dokter Ungkap Alasan Osteoporosis Sering Disebut Silent Killer

Dr Bagus menyebut 30 persen perempuan yang usianya di atas 50 tahun mengalami osteoporosis, sedangkan 20 persen laki-laki dengan usia di atas 50 tahun menderita penyakit ini. Namun, orang sering tidak menyadari adanya osteoporosis karena penyakit ini tidak bergejala dan tidak menimbulkan nyeri sehingga penyakit ini disebut silent disease.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Ingin Panggil Si Kakak, Orang Tua Kadang Malah Teriaki Nama Si Adik, Ini Penyebabnya

“Tidak ada gejala, tidak nyeri, masih bisa beraktivitas seperti biasa. Tiba-tiba kalau terjatuh, terpeleset, kemudian patah tulang, baru timbul gejala yang menyebabkan penderitaan,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi