Jumat, 03/05/2024 - 04:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

IMF: Eropa Berisiko Alami Resesi Lebih Dalam

ADVERTISEMENTS

IMF menyebut Jerman dan Italia akan tergelincir ke dalam resesi pada tahun depan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 BRUSSEL — Laporan Outlook Ekonomi Regional Dana Moneter Internasional (IMF) pada Ahad (23/10/2022) menyatakan, penurunan ekonomi di beberapa wilayah Eropa dapat berubah menjadi “resesi yang lebih dalam” di seluruh benua. Karena gangguan energi mengancam penderitaan ekonomi, sementara krisis biaya hidup berisiko memicu ketegangan sosial.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Laporan ini muncul ketika Negara-negara Eropa bergulat dengan inflasi yang meningkat dan krisis energi yang memburuk. Hal ini telah menekan daya beli rumah tangga dan meningkatkan biaya bisnis. Menurut IMF, dukungan pemerintah hanya dapat mengimbangi sebagian ketegangan ini. Invasi Rusia ke Ukraina tahun ini membuat inflasi melonjak karena harga kenaikan energi. Hal ini memaksa Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi dengan risiko menyebabkan kontraksi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Prospek Eropa telah sangat gelap, dengan pertumbuhan akan melambat tajam dan inflasi tetap tinggi,” kata IMF dalam laporannya, dilansir Alarabiya, Senin (24/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Sri Mulyani Ajak Malaysia Perkuat Kerja Sama Keuangan Syariah


IMF memprediksi, Jerman dan Italia akan tergelincir ke dalam resesi tahun depan. Keduanya menjadi negara ekonomi maju pertama yang mengalami kontraksi setelah perang di sisi timur Eropa.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Sementara Eropa sedang dalam perjalanan untuk keluar dari pandemi pada akhir tahun lalu, perang di Ukraina mengubah gambaran ini sepenuhnya,” kata IMF.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Laporan IMF mengatakan, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju Eropa diperkirakan akan melambat tajam menjadi 0,6 persen pada 2023. Sementara untuk negara-negara berkembang di kawasan itu, tidak termasuk negara-negara konflik dan Turki, pertumbuhan juga dipatok melambat menjadi 1,7 persen. Sedangkan kerugian di negara-negara konflik akan besar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Risiko jangka pendek utama adalah gangguan lebih lanjut pada pasokan energi, yang dikombinasikan dengan musim dingin, sehingga dapat menyebabkan kekurangan gas, penjatahan dan penderitaan ekonomi yang lebih dalam,” kata IMF.

Berita Lainnya:
KAI: Pelintasan Kereta Api Tanggung Jawab Pemda


Laporan IMF mengatakan, lonjakan inflasi juga dapat bertahan lebih lama dan ketegangan sosial dapat memburuk karena kenaikan biaya. Dalam keadaan saat ini, IMF menyerukan kepada bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga dan “kenaikan lebih cepat” di negara maju.


“Pembuat kebijakan perlu menjalankan garis tipis antara memerangi inflasi dan mendukung rumah tangga dan perusahaan yang rentan melalui krisis energi,” ujar IMF.


Awal bulan ini, IMF memperkirakan bahwa ekonomi Jerman akan menyusut 0,3 persen pada 2023. Jerman terpukul keras oleh ketergantungannya pada gas Rusia, setelah Moskow memotong pasokan gas ke Eropa sebagai pembalasan atas sanksi Barat.


Sementara industri di Italia juga bergantung pada impor gas. Italia akan mengalami kontrak produk domestik bruto sebesar 0,2 persen.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi