Sabtu, 27/04/2024 - 08:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Antisipasi Gangguan Ginjal Akut Anak, Kemenkes: Sakit Sedikit Jangan Langsung Minum Obat

ADVERTISEMENTS

Orang tua diminta mengedepankan penanganan non farmakologis terlebih dahulu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Ketua Tim Kerja Transformasi Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yout Savithri menjelaskan kewaspadaan dini diperlukan bagi orang tua dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendeteksi gejala gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA). “Tetap kami mengimbau kepada masyarakat. Dan sekaligus, kalau sakit sedikit, jangan langsung minum obat, pilek sedikit minum obat,” kata Yout dalam webinar medis ‘Kewaspadaan dan Deteksi Dini Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak’ di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Jika mendapati anak demam, dia menekankan agar orang tua mengedepankan penanganan non-farmakologis terlebih dahulu pada anak selama di rumah dengan memastikan kecukupan kebutuhan cairan, melakukan kompres air hangat, dan memakaikan anak dengan pakaian tipis. Dia mengatakan, perjalanan penyakit GGAPA termasuk cepat penurunan kondisinya ke arah perburukan atau progresif. Dengan demikian, diperlukan kewaspadaan untuk memantau status kondisi anak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Yout mengimbau agar orang tua mewaspadai apabila anak, terutama berusia kurang dari 6 tahun, memiliki gejala penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine, dengan atau tanpa demam/gejala prodormal lain. Jika kondisi tersebut ditemukan, maka segera dirujuk ke faskes terdekat.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Lima Kombinasi Makanan yang Baik untuk Penyerapan Nutrisi


“Penurunan cepat dari gangguan fungsi ataupun filtrasi dari ginjal, maka akan terjadinya peningkatan ureum dan kreatinin. Biasanya memang anak-anak kecil jarang pernah dijumpakan seperti ini dan kenyataannya dari pasien itu (GGAPA) memang tinggi sekali ureum kreatininnya sehingga terjadi gangguan fungsi ginjal,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sementara bagi faskes, Yout mengatakan diharapkan faskes dapat melakukan pelaporan melalui link yang tersedia pada aplikasi RS Online dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). “Kami mengharapkan juga faskes, kami sudah launching RS Online. Silakan isi data-data status pada kondisi pasien untuk masuk ke RS Online sehingga kami bisa tarik data dan kebutuhan antidotum juga bisa kami siapkan untuk rumah sakit-rumah sakit yang bisa melayani kasus pasien anak dengan gangguan ginjal akut ini,” katanya.


Yout juga meminta agar para tenaga kesehatan di faskes melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat apabila menemukan pasien yang diduga mengalami GGAPA. Faskes dapat meminta sampel obat sediaan cair sebelumnya yang dikonsumsi pasien kepada pihak keluarga. Selanjutnya, obat tersebut dapat dikirimkan ke laboratorium rujukan untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi gangguan ginjal akut.

Berita Lainnya:
Tips Jaga Tubuh Tetap Prima Selama Mudik Lebaran, Salah Satunya Makan Kurma


“Sampelnya yang harus diperiksa. Pemeriksaan toksikologinya dengan urine ataupun darah,” ujar Yout.


Selain itu, dia meminta agar Dinas Kesehatan setempat dapat berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang untuk menyiapkan faskes di daerah, terutama kelas A dan B, untuk dapat merawat dan menangani pasien GGAPA dengan standar ketersediaan unit perawatan intensif anak (PICU) dan unit perawatan intensif neonatal (NICU).


Hingga kini, pemerintah mencatat terdapat 14 rumah sakit rujukan tertinggi kasus GGAPA yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUD Dr. Soetomo, RSUP Dr. Kariadi, RSUP Dr. Sardjito, RSUP Prof. Ngoerah, RSUP H. Adam Malik, RSUD Dr. Saiful Anwar, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSAB Harapan Kita, RSUD Dr. Zainoel Abidin, RSUP Dr. M. Djamil, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dan RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi