Sabtu, 27/04/2024 - 07:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Mahasiswa Unkris Raih Juara dalam Lomba Essay Inovasi Perencanaan Wilayah Kota se-Jabar

ADVERTISEMENTS

Mahasiswa Unkris mencoba memberi solusi penataan Kota Bekasi terutama di Jaticempaka.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah Kota (PWK) Universitas Krisnadwipayana (Unkris), Deevia Archana dan Hanif Abdillah, yang menulis essay berjudul “Penerapan Konsep Ecovillage pada Perencanaan Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perumahan Bina Lindung, Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi” meraih juara harapan 1 Lomba Essay Mahasiswa se-Jawa Barat (Jabar). Lomba essay mahasiswa itu digelar Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Jabar bekerja sama dengan Program Studi PWK Universitas Islam Bandung (Unisba).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Presentasi finalis sekaligus pengumuman pemenang lomba essay bertema Inovasi Perencanaan Wilayah dan Kota Berkelanjutan di Jawa Barat itu digelar pada Sabtu (22/10/2022) di ruang Studio Unisba.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Adapun essay mahasiswa Prodi PWK Unkris tersebut disusun berdasarkan laporan program pengabdian masyarakat di RW 11 Perumahan Bina Lindung, Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang digelar mahasiswa Prodi PWK berkolaborasi dengan Prodi Teknik Arsitektur dan Teknik Sipil pada semester genap TA 2021/2022.

ADVERTISEMENTS

“Kami bersyukur pada akhirnya dari dua essay yang maju ke event lomba, satu di antaranya lolos,” kata Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Unkris Dr Susetya Herawati, dalam siaran persnya, Rabu (26/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Ferienjob tidak Masuk MBKM, Kemendikbudristek: Ada Miskonsepsi di Masyarakat

 

Dalam essay tersebut, tim mahasiswa Unkris mencoba memberikan solusi terkait penataan Kota Bekasi terutama di Perumahan Bina Lindung. Ini merupakan upaya mahasiswa Unkris memberikan sumbangan pemikiran penyediaan RTH bagi Kota Bekasi dengan memanfaatkan lahan sekitar kawasan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPST3R) sebagai kawasan RTH yang tertata. “Tentu sebagai fungsi sosial, fungsi pendidikan, dan kawasan jogging track, serta penataan sempadan Kali Sunter yang berada di kawasan tersebut sebagai fungsi ekologis,” jelas Herawati yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unkris.

Menurut Herawati, upaya-upaya ini merupakan langkah awal bagi para generasi muda planner untuk mengasah bagaimana melakukan perencanaan di lahan terbatas, namun mampu mensinergikan kepentingan lingkungan dan ekonomi sehingga dapat menjadi kawasan yang semakin lestari dan sejahtera. “Permasalahan dan tantangan ini nyata dan dihadapi oleh kota-kota metropolitan di Indonesia sehingga peran planner seperti lulusan PWK, arsitek, dan tenaga ahli sipil akan sangat dibutuhkan,” tegasnya.

Herawati mengingatkan pada era Kampus Merdeka ini, para mahasiswa dituntut untuk mampu melakukan sinergi antara kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat serta memberikan beberapa sumbangan pemikiran dalam menghadapi permasalahan keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.

Berita Lainnya:
Nadiem Tegaskan Ferienjob Bukan Program Kampus Merdeka Kemendikbudristek

Kaprodi PWK Unkris Ir Reny Savitri, MT, menjelaskan, dalam essay tersebut mahasiswa Unkris menyoroti bagaimana pentingnya penataan lingkungan, sosial, dan ekonomi, dalam sebuah kawasan permukiman seperti Perumahan Bina Lindung, kelurahan Jaticempaka.

“Kondisi lingkungan yang sesuai dengan tata aturan yang ada, akan memengaruhi bagaimana kondisi wilayah yang ditempati oleh masyarakat, serta dapat menjadi penunjang kehidupan yang lebih baik, sehat, dan aman secara berkelanjutan,” kata Reny.

Pun demikian, sambung Reny, dengan unsur sosial yang mengikat setiap manusia dalam bermasyarakat juga tak kalah penting karena dengan kondisi sosial yang terjalin secara utuh dan mengikat, menjadikan masyarakat paham bagaimana cara untuk hidup dalam sebuah tata aturan secara bersama dalam wilayah yang ditinggalinya. “Kemudian, dari segi ekonomi yang menjadi salah satu acuan tingkat kesejahteraan masyarakat, harus terus dikembangkan dan diberdayakan demi keberlangsungan kehidupan penduduk yang baik.”

Pembangunan dengan konsep ecovillage, lanjut Renny, mengatur secara kompleks empat aspek, yaitu aspek ekologi, aspek sosial, aspek spiritual, dan aspek ekonomi, yang mengartikan bahwasannya desa berbudaya lingkungan harus mampu mengintegrasikan terkait aspek desain ekologis, agrikultur permanen, bangunan ekologis, produksi hijau, energi alternatif, bangunan masyarakat, dan lainnya.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi