Sabtu, 27/04/2024 - 03:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter: Anak dengan HIV Bisa Tumbuh Normal

ADVERTISEMENTS

Dokter sebut anak dengan HIV bisa tumbuh normal dengan terus konsumsi ARV.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Kepala Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Dr. dr. Nia Kurniati, SpA(K) mengatakan anak yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) bisa tumbuh dengan normal apabila mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara teratur.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Umumnya 6 bulan pertama memang masih naik-turun kondisinya (setelah pemberian ARV). Bisa kena diare lagi, bisa kena infeksi jamur lagi. Tapi sesudah 6 bulan kita bisa melihat polanya, mereka yang mendapatkan ARV dan kemudian cocok, bisa sehat seperti anak normal, jadi bisa berkembang sampai besar,” kata dokter spesialis anak itu dalam webinar ‘HUT 103 RSCM’ yang diikuti di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Dia menjelaskan orang yang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu kecuali orang tersebut memiliki kondisi lain berupa penyakit penyertanya. Pada bayi yang terinfeksi HIV.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kakek dan Nenek Diminta Pahami Pola Asuh Ketika Mengasuh Cucu


Nia mengatakan mereka bisa mengalami gizi buruk atau berat badan yang tidak bertambah karena terjadi inflamasi secara terus-menerus. Apabila tidak dilakukan intervensi berupa pemberian obat, Nia mengatakan kondisi anak bisa memburuk walaupun dokter sudah berusaha memperbaiki penyakit penyertanya seperti gizi buruk.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Oleh sebab itu, pemberian terapi ARV penting untuk dilakukan agar anak tumbuh dengan normal. Nia mengatakan infeksi HIV bisa mengenai semua kelompok usia. Pada anak, penularan HIV biasanya terjadi melalui transmisi cairan dari ibu kandung, baik dalam proses kehamilan, persalinan, maupun pasca-persalinan melalui pemberian ASI.


Dia memperkirakan kasus penularan HIV dari ibu kandung terjadi sebanyak 95 persen. Sementara sisanya, 5 persen penularan HIV pada anak dapat terjadi melalui prosedur dalam tindakan medis seperti transfusi.


“Meskipun sudah dilakukan penyaringan dengan baik, tapi di masa lalu kami mendapatkan kasus-kasus yang tertular HIV melalui prosedur transfusi. Tapi umumnya, 95 persen itu infeksi HIV pada anak ditularkan dari ibu kandungnya,” kata Nia.

Berita Lainnya:
Peran Ayah Penting Dalam Pengasuhan Anak Terutama di Usia Golden Age


Ketika penularan HIV terjadi saat janin masih di dalam kandungan, pihak ibu bisa saja tidak menyadari kapan waktu tepatnya penularan tersebut terjadi karena selama proses kehamilan berjalan lancar.


Dalam proses persalinan, bayi juga bisa tertular apabila darah ibu masuk ke perlukaan pada bayi atau saat cairan vagina ibu tertelan oleh bayi. “Pada saat seperti itu infeksi sudah masuk, cuma tidak langsung memberikan gejala,” ujarnya.


Nia mengatakan gejala yang tampak bisa muncul setelah bayi berusia beberapa bulan kemudian. Biasanya tenaga kesehatan sering menemukan gejala berupa radang paru-paru atau hepatitis kuning pada anak di usia tiga hingga empat bulan.


“Kemudian, ada pula gejala TBC dan gatal-gatal ketika anak berusia di atas satu tahun,” katanya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi