Selasa, 30/04/2024 - 09:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNETTEKNOLOGI

Ransomware Masih Jadi Musuh Utama Bisnis

ADVERTISEMENTS

Layanan jarak jauh menjadi pintu masuknya ransomware.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Data pribadi atau kredensial yang dicuri tidak lagi menjadi vektor akses awal bagi operator ransomware untuk mengeksploitasi korban. Sebagai gantinya, penjahat siber lebih tertarik untuk mengeksploitasi kerentanan yang ditemukan di internet.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Sebuah laporan dari Secureworks mengklaim pengembang ransomware bisa dengan cepat menambahkan kerentanan yang baru ditemukan untuk melakukan serangan siber. Hal ini  memungkinkan peretas yang bahkan kurang berpengalaman untuk mengeksploitasinya dengan cepat, dan dengan relatif mudah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Faktanya, perusahaan mengungkapkan bahwa eksploitasi dalam layanan jarak jauh menyumbang 52 persen dari semua insiden ransomware. Data ini diperoleh berdasarkan analisis perusahaan selama 12 bulan terakhir.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
MacBook M4 Diperkirakan Akan Dirilis Pada Akhir 2024


Ancaman terbesar bagi bisnis

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Selain layanan jarak jauh, Secureworks juga melihat peningkatan 150 persen dalam penggunaan infostealer, yang menjadi “pendahulu utama” ransomware. Kedua faktor ini, menjadikan ransomware sebagai ancaman nomor satu untuk bisnis.


 


Dilansir dari Techradar, ransomware masih menjadi ancaman terbesar bagi bisnis. Meskipun penegak hukum terlibat secara aktif, operator ransomware tetap sangat aktif mencari korban.

Berita Lainnya:
Aplikasi Ini Maksimalkan Potensi Fiksi dan Minat Baca di Indonesia


Tahun ini, rata-rata, perusahaan membutuhkan empat setengah hari untuk menemukan serangan ransomware, turun dari lima hari pada tahun lalu. Waktu tunggu rata-rata berkurang setengahnya, dari 22 hari pada tahun 2021, menjadi 11 hari tahun ini. Menurut laporan Secureworks, korban memiliki waktu sekitar satu minggu untuk merespons dan mengurangi potensi kerusakan. 


Jumlah perusahaan yang disusupi, yang namanya berakhir di situs kebocoran peretas tetap tinggi. Angkanya tumbuh dari 1.170 dalam enam bulan pertama 2021, menjadi 1.307 untuk periode yang sama tahun ini.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi