Jumat, 26/04/2024 - 07:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Mantan Bintang NBA Enes Kanter Dapat Penghargaan Pejuang HAM Terfavorit

ADVERTISEMENTS

Enes Kanter terpaksa mengorbankan karier sebagai pemain NBA karena mengkritisi HAM

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 FLORIDA – Mantan bintang NBA Enes Kanter Freedom menerima penghargaan sebagai pejuang hak asasi manusia terfavorit atau Most Valuable Patriot (MVP) pada Penghargaan Patriot Fox Nation di Hollywood, Florida. Dikutip dari Fox pada Selasa (22/11/2022) Enes Kanter terpaksa mengorbankan kariernya sebagai pemain NBA karena berbicara kritis menentang kemunafikan NBA terutama masalah hak asasi manusia di negara-negara yang berbisnis dengan liga, seperti China dan Turki.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada kalian. Saya benar-benar tersanjung dan rendah hati berada di sini,” kata Kanter pada pembawa acara Fox & Friends, Kamis (17/11/2022) lalu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Bekas pemain New York Knicks dan Boston Celtics itu memperjuangkan hak-hak sipil. Ia tumbuh di Turki, di mana sentimen anti-Barat sangat marak. Atlet itu juga menceritakan bagaimana teman-temannya mendorongnya untuk membakar bendera Amerika yang menurut mereka hal biasa.

ADVERTISEMENTS


“Mereka memberi saya bendera untuk dibakar dan saya sangat takut. Saya membuangnya, saya berlari ke ke ibu saya. Saya seperti, ibu, Anda tahu, ini yang dikatakan teman saya untuk membenci orang Amerika, dan orang Amerika itu jahat, jadi apa yang harus saya lakukan?” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Jelang Lebaran, Harga Emas Di UEA Rp 1,2 Juta Per Gram


“Ia berkata: aku tidak akan memberitahumu apa yang harus dilakukan, tapi jangan membenci siapa pun sebelum kamu bertemu mereka. Aku berjanji (pada) ibuku, ayah, bahwa aku tidak akan membenci siapa pun sebelum aku bertemu mereka,” tambahnya.


Enes Kanter yang menambahkan namanya dengan kata ‘Freedom’ atau ‘Kebebasan’ adalah atlet ternama basket yang lahir di Turki. Hidupnya bergejolak sejak pertama kali berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia. Ia menjadi sasaran pemerintah Turki karena sifatnya yang vokal dan dikeluarkan dari Houston Rockets tahun ini.


Akan tetapi hal itu tidak menghentikannya mengadvokasi orang-orang yang paling membutuhkannya. “Apa pun yang terjadi dalam hidup, selalu perjuangkan kebenaran. Pertahankan keadilan dan pertahankan apa pun yang Anda yakini, bahkan jika itu berarti mengorbankan semua yang Anda miliki,” kata Freedom.

Berita Lainnya:
Otoritas Siapkan Rute Alternatif Setelah Jembatan Baltimore Runtuh


Ia merujuk pelanggaran hak asasi manusia di Partai Komunis China dan meningkatkan kesadaran mengenai pelanggaran hak asasi masyarakat minoritas Uighur, masyarakat Tibet, Hong Kong, dan Taiwan. “Alasan saya ingin menambahkan ‘Kebebasan’ di belakang jersey saya adalah untuk mengingatkan setiap anak di Amerika betapa diberkatinya mereka di tempat terbaik di dunia,” ungkapnya.


“Saya percaya Amerika akan memiliki tahun-tahun yang lebih baik ke depan. Itu memberi saya begitu banyak motivasi untuk memperjuangkan apa yang benar. Saya mewakili kebebasan. Itu, seperti, hal terbaik yang bisa saya lakukan,” katanya.


Freedom mengatakan dia tidak melihat keluarganya selama sembilan tahun. “Terakhir kali saya melihat keluarga saya sembilan tahun lalu, saya berbicara tentang masalah yang terjadi di China. Hal ini membuat kehilangan karier saya. Jadi satu hal yang selalu saya lakukan adalah saya berdoa setiap malam dan berkata ‘Tuhan, tolong, biarkan saya melihat, biarkan saya melihat keluarga saya sekali lagi,” kata Kanter.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi