Jumat, 26/04/2024 - 14:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Rektor UIII: Politik Cenderung Jadi Penyebab Radikalisme

ADVERTISEMENTS

Alasan agama muncul setelah alasan lainnya, seperti rasa ketidakpuasan, kemarahan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Prof Komarudin Hidayat mengatakan, semakin banyak ilmuwan, peneliti, dan sejarawan yang mulai menyadari penyebab utama radikalisme-terorisme lebih ke politik, ekonomi, hukum, dan sosial budaya. Alasan agama muncul setelah alasan lainnya, seperti rasa ketidakpuasan, kemarahan, dan ketidakseimbangan kelompok. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Banyak yang mulai menyadari bahwa penyebab utama aksi radikalisme-terorisme lebih kepada politik, ekonomi, hukum, dan sosial-budaya,” kata Prof Komarudin dalam seri Webinar Nasional yang digelar Moya Institute bertema “Radikalisme: Adakah Akarnya di Indonesia”, dipantau dari Jakarta, Jumat (23/12/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Habib Aboe Berharap Presiden Terpilih Prabowo Kunjungi Markas PKS 

Meski harus juga diakui, di kalangan umat beragama, ada perbedaan dalam hal radikalisme karena menyangkut keyakinan. 

ADVERTISEMENTS

Sementara, pemerhati isu-isu strategis dan politik global Prof Imron Cotan menilai, banyaknya informasi tersebar di ranah maya menciptakan paradoks pilihan. Dalam situasi demikian, arus informasi yang tak tersaring membuat orang kebingungan, sehingga mudah terdorong dengan sendirinya pada ajaran-ajaran radikal atau self-radicalization.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Hukum mencari pasti mendapatkan. Jadi kalau seseorang mencari hukum yang membenarkan radikalisme-terorisme dalam hutan informasi di dunia maya, yang bersangkutan pasti memperolehnya,” kata Imron.

Berita Lainnya:
3 dari 4 Menteri yang Dipanggil MK Tidak Bisa Diajak Kongkalikong Jokowi

Kendati begitu, kini makin banyak tokoh utama motor radikalisme-terorisme yang telah tewas dinegasikan oleh negara-negara maju, utamanya Amerika Serikat. Hal ini, kata Imron, berimplikasi terhadap mengecilnya aksi radikalisme-terorisme.

“Kita harus memerangi kebodohan dan kemiskinan agar memutus gerakan radikalisme-terorisme, sehingga menyadarkan masyarakat bahwa sebetulnya gerakan sempalan tersebut tidak relevan dengan tujuan berdirinya NKRI,” kata Imron.

Direktur Moya Institute Hery Sucipto menyebutkan, ancaman radikalisme-terorisme tidak akan pernah hilang seiring dinamika politik global. Fakta-fakta kemunculan radikalisme-terorisme tetap harus mendapat perhatian khusus untuk ditumpas tuntas.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi