Selasa, 30/04/2024 - 02:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

DIGITALEKONOMI

CEO Indodax: Bitcoin Berpotensi Masuki Fase Jenuh pada 2023

ADVERTISEMENTS

Teknologi blockchain pun masih akan sangat menarik untuk dikembangkan pada 2023.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan mengatakan, pada 2023 Bitcoin berpotensi untuk memasuki fase jenuh dari penurunan harga yang terjadi sejak awal 2022 dan berpotensi akan diikuti dengan masa koreksi naik menyambut halving day pada 2024.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Halving day adalah pengurangan pasokan Bitcoin sebanyak setengah di penambangan atau mining yang terjadi setiap empat tahun sekali. Halving day juga membuat harga Bitcoin bisa naik karena terbatasnya suplai dan meningkatnya permintaan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Biasanya di tahun 2023 ini akan ada penyesuaian harga menuju Bitcoin halving berikutnya, ” ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Jumat (30/12/2022).

ADVERTISEMENTS

Ia menjelaskan pada saat bitcoin naik akan diikuti dengan kripto lainnya yang akan berkembang dengan sangat positif. Bullrun Bitcoindiprediksi akan terjadi pada 2024, namun tahun tepat untuk kembali mengakumulasi kripto adalah 2023 karena tahun setelahnya, harga Bitcoin berpotensi bisa jadi sudah menanjak terlalu tinggi lagi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Lalu Lintas Harian Tol Trans sumatra Naik 86 Persen Saat Libur Lebaran

Tidak hanya terkait kripto, pada 2023, menurut Oscar teknologi blockchain pun masih akan sangat menarik untuk dikembangkan. Bahkan pada tahun depan, teknologi blockchain akan berkembang tidak hanya di sektor keuangan namun juga di industri lain.

“Orang orang akan ramai berbicara soal DeFi (Decentralize Finance). Pada 2023 nanti, DeFi akan semakin populer karena teknologi blockchain semakin user friendly. Tantangan terbesar di teknologi blockchain saat awal awal berkembang di tahun 2009 sampai 5 atau 10 tahun setelahnya adalah di user friendly-nya,” kata Oscar.

Dia menyampaikan, sampai sekarang masih banyak orang yang tidak mengetahui metamask atau decentralize wallet atau software blockchain. Namun, banyak orang percaya pada tahun depan teknologi tersebut akan terus berevolusi menjadi semakin mudah.

“Tidak cuma blockchain, metaverse pun akan semakin take off dan infrastrukturnya semakin mature sehingga orang akan semakin gampang untuk beraktivitas di metaverse. Konsep blockchain di bidang kesehatan pun semakin berkembang. Seperti bagaimana rumah sakit bisa menggunakan teknologi blockchain untuk menyimpan jejak rekam pasien,” ujar Oscar.

Berita Lainnya:
Stabilkan Harga Bawang Merah, Badan Pangan Tebar Operasi Pasar

Terkait jumlah investor kripto di 2023, Oscar meyakini jumlahnya akan terus bertambah mengingat populasi penduduk Indonesia yang besar. “Kita memiliki bonus demografis yang memungkinkan jumlah nasabah di instrumen investasi digital akan memiliki jumlah nasabah yang besar. Saya berharap di tahun 2023, jumlah investor Indodax bisa tembus 10 juta member,” kata Oscar

Pada tahun depan, lanjut Oscar, pihaknya fokus memperbarui fitur sistem dan targetnya bagi setiap nasabah yang trading di Indodax akan jauh lebih nyaman. Indodax akan menelurkan fitur baru lainnya untuk memastikan trader di Indonesia melakukan jual beli kripto dengan lebih mudah dan nyaman.

“Namun kembali lagi kami akan tetap memperhatikan segi keamanan karena kami selalu menjaga kepercayaan member. Saya yakin nasabah yang bertransaksi di Indodax bukan hanya ingin untung saja tapi juga lebih untuk mempercayakan aset mereka di Indodax,” ujar Oscar.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi