BANDA ACEH – Anggota DPRA Tgk H Irawan Abdullah, mengkritik pemerintah yang membiarkan antrean panjang kendaraan yang mengisi BBM di SPBU yang ada di Aceh. Akibatnya, ekonomi masyarakat sekitar SPBU terganggu dengan adanya antrean ini.
“Antrean panjang ini sudah mempergaruhi faktor ekonomi kedai-kedai yang berjualan dekat SPBU,” ucap Tgk Irawan Abdullah, Sabtu (31/12/2022).
Irawan mengatakan, persoalan antrean pengisian BBM di SPBU bukan hal baru di Aceh maupun daerah-daerah lain di Indonesia. Kondisi ini tidak ada solusi sama sekali dari pihak-pihak terkait.
Menurut mantan Ketua Komisi VI DPRA ini, antrean panjang di SPBU karena harga BBM naik dan koutanya kerap kali tak terpenuhi. Akibatnya, penumpukan kendaraan di SPBU tak bisa dicegah.
Dia menyebutkan, beberapa bulan lalu banyak stakeholders yang telah sepakat menolak kenaikan harga BBM. Alasannya, supaya masyarakat dapat menikmati subsidi dan menghindari antrean panjang kendaraan di setiap SPBU.
“Apakah pihak Pertamina mengurangi kouta untuk daerah Aceh dan daerah lain, ini kita dipertanyakan hari ini,” ungkapnya.
Irawan menjelaskan, fenomena antrean panjang saat pengisian BBM di SPBU sudah sejak lama terjadi, namun pemerintah terkesan lepas tangan dan tidak ada strategi yang konkrit.
Ia meminta pemerintah untuk serius ihwal mengurai antrean panjang di SPBU di Aceh. Pemerintah juga didesak untuk meminta penambahan kouta BBM kepada Pertamina untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Jadi ada keterangan yang perlu disampaikan oleh pemerintah terhadap hal tersebut,” kata anggota Komisi I DPRA ini.[]
Sumber: Republika