Jumat, 26/04/2024 - 11:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ketum PBNU Berpesan ke Kader Fatayat dan Muslimat: Jangan Ikut Feminisme

ADVERTISEMENTS

Bagi Gus Yahya, feminisme itu tidak tepat diikuti kader NU perempuan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf berpesan kepada kader NU perempuan untuk tidak ikut gerakan feminis. Pidato Gus Yahya yang disiarkan TVNU tersebut viral di lini masa Twitter.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Saya sejak kemarin, saya tegaskan kita ini, NU ini ndak usah ikut-ikutan macam-macam ideologi gender yang dikembangkan dari ranah budaya yang lain. Ndak usah. Ini saya ingatkan Fatayat dan Muslimat, jangan ikut-ikutan feminisme,” kata Gus Yahya disambut tepuk tangan hadirin dikutip Republika.co.id di Jakarta, Rabu (18/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pindah Bertahap ke IKN, ASN Dapat Fasilitas Apartemen

Menurut kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu, feminisme itu tidak tepat untuk masyarakat Indonesia, khususnya kader NU perempuan. Gus Yahya menganggap, masyarakat Indonesia harus mulai dengan wawasan keagamaan yang dimiliki.

ADVERTISEMENTS

“Saya selalu tegaskan bahwa ini bukan soal bagaimana perempuan berhadap-hadapan sebagai satu kelompok identitas, berhadap-hadapan dengan laki-laki sebagai kelompok identitas yang lain, bukan soal identitas, ini soal kapasitas,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Dua Terduga Anggota KKB Ditembak Mati Karena Tembaki Pendulang Emas

Dia menganggap, ajaran feminis selalu menuntut persamaan hak. Gus Yahya kurang setuju jika semuanya harus disamakan. Bagi dia, orang itu dinilai berdasarkan kemampuannya, bukan masalah gendernya.

“Maka saya bilang kalau sekarang PBNU itu ada perempuan-perempuan, soal kapasitas, bukan karena perempuan. Walaupun perempuan kalau goblok, ya ndak kita pakek. Itu soal kapasitas. Walaupun laki-laki kalau goblok juga ndak kita pakek,” ucap Gus Yahya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi