Sabtu, 27/04/2024 - 06:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

‘Pemilu Jangan Sampai Rusak Hubungan Keluarga dan Pertemanan’

ADVERTISEMENTS

Penting menjaga ruang publik agar tidak ada yang menyebarkan hoaks dan isu SARA.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden secara serentak pada 2024 diharapkan menjadi ajang pesta demokrasi. Perbedaan pilihan dalam pemilu diharapkan tak merusak hubungan keluarga dan pertemanan. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Puga’S Institute, Akbar Riyadi yang mengakui tidak mudahnya situasi Pemilu serentak. Akbar mengajak semua pihak menjaga ruang publik agar tidak ada yang menyebarkan berita hoaks dan isu SARA. Kedua hal itu merupakan bagian dari politik identitas untuk menyerang kandidat lain. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Banyak hubungan keluarga dan pertemanan yang rusak karena perbedaan pilihan politik yang dibumbui dengan narasi politik identitas,” kata Akbar kepada wartawan, Ahad (22/1/2023). 

ADVERTISEMENTS

Akbar berharap fenomena hoaks dan isu SARA di Pemilu sebelumnya menjadi pelajaran agar tidak terjadi di tahun 2024. Ia tak ingin masyarakat terpecah belah dengam hoaks dan isu SARA. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Kuota Haji Jember Bertambah Menjadi 2.688 Orang

“Pilpres 2014 dan 2019 bisa jadi pengalaman bagi kita agar situasi ruang publik tidak dirusak oleh berita hoaks dan isu sara. Banyak informasi-informasi yang tidak benar menjadi konsumsi masyarakat, akhirnya berita yang diterima oleh masyarakat penuh dengan narasi adu domba,” ujar Akbar. 

Akbar mengamati setiap pemilu memang berpotensi memunculkan konflik. Apalagi situasinya tidak lahir dari kedewasaan kandidat dan pendukung yang menggunakan segala cara untuk menarik simpati pemilih. Akibatnya, pemilu tidak menjadi momentum  belajar menerima perbedaan, justru semakin memperuncing permusuhan.

“Pemilihan itu harus dihadapi dengan riang dan gembira. Jika narasi kebencian yang dimainkan untuk merebut kekuasaan. Ya, wajar saja suami dan istri tidak saling sapa karena adanya pilihan politik. Toh, narasinya tidak lagi sehat tetapi sudah menyesatkan,” tegas Akbar.

Berita Lainnya:
Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Penjual Nasi Goreng di Cilincing

Oleh karena itu, Akbar meminta berbagai pihak terlibat untuk menyehatkan ruang publik dengan kampanye damai dan narasi politik yang positif. Ia mengajak KPU, Bawaslu, media massa, dan masyarakat saling bermitra untuk membawa Pemilu 2024 lebih baik lagi. 

“Ini untuk menjaga keutuhan bangsa tanpa menggunakan politik identitas,” ujar Akbar. 

Sebelumnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengerahkan tim patroli siber untuk mencegah penyebaran berita bohong atau hoaks terkait Pemilu 2024. Polri mengerahkan tim patroli siber di Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim dan kasubdit siber yang ada di 34 Polda.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi