Jumat, 24/05/2024 - 15:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Pakar Duga 80 Persen Populasi China Terinfeksi Covid-19

Ilmuwan China menduga 80 persen populasi di negara tersebut sudah terinfeksi Covid-19

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

BEIJING – Ilmuwan pemerintah China menduga bahwa 80 persen populasi di negara tersebut sudah terinfeksi Covid-19. Oleh karenanya, kecil kemungkinan wabah di negara tersebut dapat melambung selama dua atau tiga bulan ke depan.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Menurutnya, pergerakan massal penduduk selama periode liburan Tahun Baru Imlek berpotensi menyebarkan pandemi. Ini pun memicu peningkatan infeksi di beberapa daerah.

“Namun gelombang Covid-19 kedua tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat,” ujar kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu Zunyou, pada Sabtu (21/1/2023).

Berita Lainnya:
Mesir akan Resmi Ajukan Gugatan Hukum kepada Israel di Mahkamah Internasional

Ratusan juta orang China bepergian ke seluruh negeri untuk merayakan mudik Imlek yang sempat ditangguhkan di bawah pembatasan Covid selama tiga tahun. Pelonggaran pembatasan meningkatkan kekhawatiran akan wabah baru di daerah pedesaan yang kurang siap untuk menangani wabah besar.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Komisi Kesehatan Nasional mencatat, China telah melewati puncak krisis. Data pemerintah juga menunjukkan hampir 60 ribu orang dengan Covid-19 telah meninggal di rumah sakit pada 12 Januari, kira-kira sebulan setelah China membatalkan kebijakan nol-Covid-nya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Undang Jurnalis Cina, KBRI Beijing Gelar Acara ''Indonesian Update''

Kendati demikian, beberapa ahli mengatakan bahwa angka itu mungkin jauh dari perhitungan dampak penuh. Sebab itu tidak termasuk mereka yang meninggal di rumah, dan karena banyak dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk menyebut Covid-19 sebagai penyebab kematian.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi