Jumat, 26/04/2024 - 15:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Menkeu: Tekanan Inflasi Global Mulai Berkurang

ADVERTISEMENTS

Ketidakpastian pasar keuangan global juga dilihat oleh KSSK mulai berkurang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, tekanan inflasi global mulai berkurang. Meski masih ada beberapa tantantan yang harus dihadapi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Beberapa tantangan itu, kata dia, di antaranya harga energi dan harga pangan yang masih tinggi. Lalu berlanjutnya gangguan rantai pasok, serta masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Sejalan dengan kondisi tersebut, pengetatan kebijakan moneter di negara maju diperkirakan mendekati titik puncaknya. Suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang 2023 ini,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2023, Selasa (31/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Sri Mulyani Siap Beri Keterangan di Sidang Sengketa Hasi Pilpres di MK

Ia melanjutkan, ketidakpastian pasar keuangan global juga dilihat oleh KSSK mulai berkurang. Ini berdampak positif bagi banyak negara negara berkembang, terlihat dari meningkatnya aliran modal global serta berkurangnya tekanan perlemahan nilai-nilai tukar dari berbagai negara.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ke depan, lanjutnya, ekonomi global diperkirakan akan tumbuh lebih lambat akibat fragmentasi geopolitik dan masih adanya risiko resesi kemungkinan terjadinya resesi di AS dan Eropa. “Meski demikian, membaiknya prospek ekonomi di China dengan dilaksanakan penghapusan zero Covid policy diperkirakan akan mengurangi risiko dari terjadinya perlambatan ekonomi global yang lebih dalam,” tutur Sri Mulyani.

Perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisi lain, kata dia, terus berlanjut. Itu karena, konsumsi rumah tangga tetap terlihat kuat disertai level inflasi yang memang lebih rendah dari perkirakan awal pada saat terjadinya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Berita Lainnya:
Menparekraf Ingin Industri film Tingkatkan Ekonomi Kreatif Nasional

Berlanjutnya kinerja positif dari perekonomian Indonesia dicerminkan pada beberapa indikator dini sampai Desember 2022. Beberapa indikator positif dan masih kuat seperti indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil (ipr) yang juga memberikan sinyal kuat dan optimis. Sementara, PMI manufaktur masih berada pada tren ekspansi yaitu pada level 50,9.

Kinerja neraca perdagangan juga mencatatkan surplus dengan total surplus pada 2022 mencapai 54,46 miliar dolar AS. “Ini nilai surplus yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia,” ujarnya.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi