Iklan Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Direktur Utama PT. Bank Aceh Syariah
Senin, 20/03/2023 - 19:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

UPDATE TERBARU

Iklan Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Direktur Utama, Muhammad Syah
INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Iran Diduga Retas Majalah Satir Prancis Charlie Hebdo

Charlie Hebdo diretas usai menerbitkan kartun pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

 WASHINGTON — Tim peretas yang didukung pemerintah Iran diduga mencuri dan membocorkan data pelanggan pribadi milik majalah satir Prancis, Charlie Hebdo. Peneliti keamanan di Microsoft pada Jumat (3/2/2023) mengatakan, majalah itu diretas pada awal Januari setelah menerbitkan serangkaian kartun yang secara negatif menggambarkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei.  

“Peretasan dan kebocoran yang menargetkan Charlie Hebdo adalah bagian dari operasi pengaruh digital yang lebih luas dengan teknik yang cocok dengan aktivitas yang diidentifikasi sebelumnya terkait dengan tim peretasan yang didukung negara Iran,” kata peneliti Microsoft dalam sebuah laporan. 

Microsoft mengatakan, kelompok peretas yang bertanggung jawab sama dengan kelompok yang sebelumnya melakukan “kampanye multifaset” untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020, dan diidentifikasi oleh pejabat Departemen Kehakiman AS. Pada saat itu, Iran membantah tuduhan tersebut.

BACAAN LAIN:
Inggris Umumkan Investasi Rp 93,22 Triliun untuk Sektor Pertahanan

Di tengah kritik Iran terhadap kartun Khamenei, sekelompok peretas yang menyebut diri mereka “Holy Souls” membuat pernyataan di forum online bahwa mereka memiliki akses nama dan detail kontak terhadap lebih dari 200.000 pelanggan Charlie Hebdo.  Dalam pernyataan tersebut, mereka mengatakan akan menjual informasi data pelanggan Charlie Hebdo seharga 20 bitcoin atau 470 ribu dolar AS. Sampel data yang bocor kemudian dirilis dan diverifikasi keasliannya oleh surat kabar Prancis, Le Monde.

“Informasi ini, yang diperoleh aktor Iran, dapat menempatkan pelanggan majalah tersebut dalam risiko online atau penargetan fisik oleh organisasi ekstremis,” kata para peneliti Microsoft.

BACAAN LAIN:
20 Tahun Invasi Irak, Otorisasi Aksi Militer AS Bakal Dicabut

Untuk memperkuat operasi mereka, para peretas Iran menggunakan akun Twitter dengan identitas palsu atau curian untuk mengkritik kartun Khamenei. Microsoft mengatakan, sua akun yang menyamar sebagai editor Charlie Hebdo dan seorang eksekutif teknologi juga mengunggah data yang bocor sebelum Twitter memblokirnya. 

Sebelumnya Charlie Hebdo mengatakan, penerbitan karikatur Khamenei adalah bagian dari kampanye media yang bertujuan untuk mendukung protes anti-pemerintah di Iran. Perwakilan pemerintah Iran dan Prancis tidak segera menanggapi permintaan komentar atas dugaan peretasan itu.

Seorang petugas pers untuk Charlie Hebdo mengatakan, majalah tersebut tidak mengomentari masalah peretasan itu. Sementara Institut Riset Prancis di Iran mengatakan, mereka sedang mengevaluasi kembali aktivitas budaya Prancis di negara tersebut. 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi