Kamis, 02/05/2024 - 21:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIMIGAS

PGE Target Tingkatkan Kapasitas Panas Bumi Jadi 1.540 MW pada 2030

ADVERTISEMENTS

PGE berpotensi berkontriusi pada pengurangan emisi karbon 9 juta ton per tahun.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero), menargetkan untuk meningkatkan kapasitas terpasang energi panas bumi menjadi 1.540 megawatt (MW) pada 2030. Itu artinya pada 2030, PGE berpotensi untuk memberikan kontribusi potensi pengurangan emisi karbon sebesar 9 juta ton per tahun.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“PGE menargetkan menjadi tiga besar perusahaan produsen panas bumi dunia,” kata Presiden Direktur PGE Ahmad Yuniarto dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Indonesia memiliki potensi besar cadangan energi baru terbarukan, salah satunya yaitu panas bumi. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, mencatat potensi panas bumi di Indonesia mencapai 29.544 MW.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Adapun hingga 2022, kapasitas terpasang energi panas bumi di Indonesia mencapai 2.347,63 MW sebagaimana proyeksi Kementerian ESDM. Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.347,63 MW tersebut, PGE mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pembiayaan Kendaraan Listrik di BSI Alami Kenaikan Tren
ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Rachmat Hidayat mengatakan dengan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, PGE dapat menyalurkan listrik untuk sekitar 2.085.000 rumah tangga atau setara 88.752 BOEPD bahan bakar fosil.

Sementara itu, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut pengembangan sektor panas bumi menjadi salah satu strategi unggulan pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai “Nationally Determined Contribution” (NDC) dan transisi energi menuju “Net Zero Emissions” (NZE) pada 2060.

“Panas bumi sebagai salah satu energi baru dan terbarukan, energinya bersih dan stabil kapasitas pasokannya selama puluhan tahun sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai andalan pasokan listrik karena dapat diandalkan,” kata Dadan.

Pemerintah, lanjut dia, juga telah melaksanakan sejumlah program untuk mempercepat implementasi panas bumi melalui insentif bea masuk, keringanan pajak saat eksplorasi, mekanisme pembiayaan yang menarik saat eksplorasi hingga program “government drilling” untuk menekan risiko dan “cost project”.

Pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) umumnya membutuhkan waktu 7-10 tahun. Namun, pengembangannya dapat dipercepat dengan adanya “government drilling”.

Berita Lainnya:
Tutup PLTD, PLN Optimalkan Pembangkit Hijau di Sumba

Untuk memenuhi RUPTL 2021-2030 di mana pada 2030 pemerintah menargetkan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,35 gigawatt (GW), kata Dadan, pemerintah telah mengeluarkan Perpres Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Menurut Dadan, keuntungan terbesar dari perpres yang baru saja dikeluarkan tersebut ada pada energi panas bumi, khususnya di Pulau Jawa. Untuk itu, pemerintah berharap banyak dari pelepasan umum saham perdana PGE demi peningkatan kapasitas terpasang energi panas bumi di Tanah Air.

“Yang menjadi nilai tambah adalah ekspansi PGE berupa penambahan kapasitas. Penawaran saham perdana atau IPO ini salah satu upaya untuk memenuhi RUPTL. Kalau tidak ada penambahan kapasitas terpasang maka IPO Pertamina Geothermal Energy juga tidak ada gunanya,” ujar Dadan.

Ia mengatakan IPO PGE juga dapat memberi sinyal positif bagi swasta dan investor untuk berinvestasi di sektor panas bumi nasional. “PGE akan menjadi satu-satunya perusahaan panas bumi yang pertama dan terbesar melantai di Bursa Efek Indonesia. Wilayah kerja yang dimiliki PGE itu kelas satu semua dan risikonya juga paling minimal,” katanya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi