Demikian seterusnya dengan jelas kita dengan gamblang dapat menyaksikan demonstrasi kekuasaan Allah dalam peristiwa ini. Bahwa Rasulullah SAW yang ketika itu terjepit oleh situasi yang sangat sulit, justeru kesulitan itu menjadi awal beliau diperjalankan dan diangkat ke atas puncak ketinggian itu.
Hikmah dari semua itu adalah bahwa Allah dalam memberikan pertolongan kepada hambaNya justeru dengan caraNya yang unik dan sering di luar tangkapan nalar manusia. Memperjalankan merupakan simbolisasi dari menggerakkan (tahriik) dan merubah (taghyiir) dari situasi stagnasi yang menyulitkan ke situasi pergerakan dan perubahan (dinamika) yang memudahkan dan menyenangkan.
Pergerakan dan perubahan itulah yang kemudian akhirnya membawa ke arah ketinggian (kemenangan dan kesuksesan) yang membahagiakan. Mi’raj adalah gambaran pendakian menuju kepada maqaam (tempat) kesuksesan tertinggi.
Akhirnya Isra Mi’raj berakhir dengan karunia besar dari Allah berupa sholat. Sebuah perintah terpenting dalam Islam sebagai rukun agama. Sekaligus menjadi hadiah terbesar bagi Umat untuk melakukan perjalanan (isra’) menuju kepada ketinggian (mi’raj).
Sholat memang ditetapkan sebagai jalan kemenangan yang diikrarkan dengan azan: “hayya alas sholah, hayya alal falah”. Maka “sholat adalah Mi’rajnya orang beriman” (hadits).
“Selamat Isra’ Mi’raj. Semoga pintu Kemenangan itu semakin terbuka,”kata dia.
Sumber: Republika