Senin, 06/05/2024 - 13:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Rampung IPO, Ini Proyeksi Saham Pertamina Geothermal

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) telah menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO), PGE meraup dana segar Rp 9,05 triliun.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Pada perdagangan perdana, saham PGE mayoritas bergerak di zona merah. Setelah sempat dibuka menguat di awal sesi, saham PGE kemudian anjlok dan nyaris menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai, IPO PGE menunjukkan sentimen yang berlebihan dari publik. Hal tersebut ditandai dengan kelebihan permintaan di angka Rp 875 per lembar. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
RI akan Adu Data Tutupan Hutan Hadapi Regulasi Deforestasi Eropa

Dari sisi prospek, menurut Teguh, geotermal adalah salah satu bisnis di sektor energi yang memiliki tingkat pengembalian investasi rendah dengan risiko yang sangat tinggi. Bahkan, kemungkinan gagal bisa mencapai 60 persen-75 persen. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Maka investasi di pengembangan geotermal adalah high risk investment,” kata Teguh melalui siaran pers akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Teguh menjelaskan, proses bisnis geotermal mulai dari survei awal, penyiapan lahan, perizinan, eksplorasi, hingga pengembangan pembangkit listrik bisa membutuhkan waktu 7-9 tahun. Ini waktu yang cukup lama dan berisiko tinggi dalam bisnis.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Lebih lanjut, Teguh menjabarkan, investasi geotermal adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan mitra strategis dalam pengembangan awal. Menurutnya, langkah IPO yang dilakukan PGE justru kurang tepat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Tol Kartasura-Klaten Dibuka Fungsional, Perjalanan Solo-Yogyakarta Lebih Lancar

“Kesalahan strategis yang dilakukan adalah PGEO mementingkan pendanaan jangka pendek dalam kondisi yang belum siap,” kata Teguh.

Di sisi lain, risiko kegagalan investasi geotermal cukup tinggi baik dari sisi teknis maupun nonteknisnya, seperti ancaman kerusakan lingkungan, resettlement, atau bahkan harus mengorbankan situs-situs di lokasi eksplorasi dan permasalahan sosial.

Teguh mengatakan, investor yang akan masuk menjadi strategic partner akan berpikir dua kali jika PGE sudah melantai di bursa. Naiknya value setelah IPO akan menyulitkan pengembangan bisnis kemitraannya. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi