Jumat, 26/04/2024 - 22:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Menghadirkan Asupan Literasi Bergizi Bagi Kemajuan Bangsa

ADVERTISEMENTS

 Oleh Faozan Amar, Dosen FEB UHAMKA dan Direktur Eksektutif Al Wasath Institute

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dalam suatu kehidupan masyarakat yang sudah maju, literasi membaca dan menulis telah menjadi bagian kebutuhan yang sangat penting. Sebagian besar pakar pendidikan menganggap kemampuan literasi membaca dan menulis sebagai suatu hak asasi warga negara yang wajib difasilitasi oleh pemerintah selaku penyelenggara pendidikan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis. Namun sekarang ini literasi memiliki arti luas. Literasi dapat diartikan melek, yaitu melek hukum, melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka terhadap politik. Inti literasi yaitu kegiatan membaca berpikir menulis (Suyono, 2009). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Ketika seoarang anak mulai memasuki dunia pendidikan, membaca, menulis merupakan syarat awal untuk memulai suatu pembelajaran. Menurut Muhsyanur (2019), membaca merupakan sebuah proses untuk mendapatkan informasi dengan mengandalkan akal dan fikiran sehingga akhirnya akan memperoleh pengetahuan dan tentunya akan berguna bagi kehidupannya yang akan mendatang.

ADVERTISEMENTS

Sedangkan menurut Henry (2018), dalam menyampaikan sebuah informasi seseorang tidak hanya melalui komunikasi secara langsung, akan tetapi dapat menyampaikan pesan melalui sebuat tulisan. Contohnya seorang penulis dapat mencurahkan isi hatinya dengan tulisan karena dengan tulisan dapat mewakili kata hatinya sehingga pembaca mendapatkan informasi. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kepekaan literasi pada seseorang tidak muncul begitu saja. Sebab tidak ada manusia yang sudah literat sejak lahir. Menciptakan generasi literat membutuhkan proses panjang dengan dukungan sarana prasarana yang memadai. Proses inidimulai dari kecil dan dari lingkungan keluarga, lalu didukung atau dikembangkan di sekolah, lingkungan pergaulan, lingkungan organisasi dan lingkungan pekerjaan.

Dikatakan seseorang literat apabila ia sudah mampu memahami sesuatu yang disebabkan karena membaca informasi dengan tepat dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman terhadap isi bacaan tersebut. 

Budaya literasi juga sangat terkait dengan pola pembelajaran di sekolah dan ketersediaan bahan bacaan di perpustakaan yang representatif. Berbagai macam literasi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. 

Berita Lainnya:
Aplikasi Ini Maksimalkan Potensi Fiksi dan Minat Baca di Indonesia

Disamping itu, minat literasi tidak hanya ditentukan oleh motivasi yang tinggi, tetapi juga adanya bacaan yang menarik dan berkualitas serta kemampuan dalam melakukan literasi dengan baik dan benar. Sehingga literasi dapat diakses dan difahami  dengan mudah oleh para pembacanya. 

“Penyebab rendahnya kebiasaan membaca adalah masih kurang atau belum tersedianya buku bacaan yang menarik minat peserta didik,” ujar Mendikbudristek Nadiem Makarim saat peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-23 (27/2). Jika itu masalahnya, tentu pemerintah berkewajiban untuk memenuhinya, agar cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan amanat para pendiri bangsa, dapat terwujud.

Karena itulah, sepanjang tahun 2022, Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu yang didistribusikan ke seluruh pelosok negeri. Jumlah tersebut merupakan terbesar sepanjang sejarah Kemendikbudristek. Disamping itu, juga memberikan pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia.

Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan para guru dan pustakawan sekolah bisa benar-benar memahami kegunaan dan kebermanfaatan buku yang diterima secara baik dan benar. Sehingga tidak akan ada buku-buku yang menumpuk di perpustakaan karena tidak dimanfaatkan.

Disamping itu, berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021, Indonesia saat ini sedang mengalami darurat literasi, yakni satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi. Hal ini juga diperkuat dengan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) selama 20 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa skor literasi anak-anak Indonesia masih rendah dan belum meningkat secara signifikan. Kemampuan literasi peserta didik Indonesia masih berada di bawah rata-rata kemampuan literasi peserta didik di negara-negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Berita Lainnya:
OJK Ungkap Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Meningkat

Maka sangatlah wajar dan beralasan, kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-23 mendapat dukungan Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando. “Program ini sangat mulia dan bagus karena akan melibatkan perpustakaan-perpustakaan di sekolah guna mempercepat terwujudnya kualitas sumber daya manusia (SDM) sesuai dalam RPJM,” tutur Syarif.

Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah yang menilai bahwa dengan buku-buku yang berkualitas dapat melatih imajinasi dan wawasan anak-anak terhadap informasi yang sifatnya lintas waktu dan tempat. “Kami harap kegiatan ini bisa terus berlanjut tidak hanya untuk daerah tertinggal saja tapi juga (untuk) seluruh kabupaten/kota di Indonesia,”

Dukungan juga disampaikan Wali Kota Dumai, Provinsi Riau, Paisal, yang mengakui bahwa hibah buku memang diperlukan di daerah yang masih kurang buku bacaan bermutu. Karena itu ia menyambut baik program pendampingan pemanfaatan buku bacaan literasi berharap program tersebut berjalan sukses dan berkesinambungan. Ia optimistis, program Buku Bacaan Bermutu yang diikuti oleh 30 SD di daerahnya, akan menambah minat anak dalam membaca. 

Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi Pendidikan dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, juga turut menyampaikan dukungan. “Semoga dengan adanya buku-buku ini dapat meningkatkan minat baca dan indeks literasi anak-anak Indonesia,” pungkasnya. 

Ikhtiar Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi anak, layak untuk diapresiasi. Dukungan harus kita berikan, terutama untuk memastikan adanya sarana dan prasarana yang memadai sehingga berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan literasi. Semoga. 

 

 

 

 

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi