Oleh: Rusdian Lubis, Penulis Buku.
Duka kembali tertumpah kala jama’ah Masjid Al Aqsha agi-lagi diserbu oleh tentara/polisi Israel. Inilah kenangan saya mengunjungi masjid itu.
Setelah perjalanan amat panjang St Catherine-Taba-Eilat- Jerusalem melalui gurun pasir Sinai dan Negev, total 16 jam—termasuk proses imigrasi masuk Israel (4.5 jam), saya masuk kota bersejarah para pemeluk agama Ibrahim jam 00. 40 pagi !
Hotel saya : Golden Walls hanya terletak sepelemparan batu dari tembok kuno itu. Pandangan pertama terpancang pada tembok batu yang mengelilingi kompleks kota lama, termasuk didalamnya Masjidil Aqsa. Dalam gelap malam, tembok-tembok yang menjadi saksi sejarah para Nabi tampak muram.
Mungkin juga karena lapar dan lelah, setelah mengucapkan salam kepada kota ini, yang terbersit di hati adalah keluhan atau ratapan Yesus (Isa ibn Maryam) pada Yerusalem, Matheus 23:37-39.
23:37 “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.
23:39 Dan Aku berkata padamu : Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”
Malam itu saya hampir tidak tidur, sebab menjelang jam 4 pagi, lamat lamat terdengar suara mengaji Al Quran dari Masjidil Aqsa, suara syahdu dan tunggal, tidak bersahutan seperti di waktu subuh di sekitar Pasar Minggu.
Menuju bangunan bersejarah bagi ummat Islam, saya bergegas memakai sarung, seperti kalau mau salat subuh di mesjid Al Istiqomah yang amigos (agak minggir got sedikit) di Rawa Bambu.
Masih agak gelap, saya ikuti beberapa jamaah menuruti labyrinth gang dengan nama bersejarah seperti Herod Gate dll. Bau sampah diacak acak kucing.
Memang ada kesan muram disepanjang labyrinth dalam tembok. Di ceruk ceruk tembok, tampak beberapa tentara Israel berjaga jaga. Wajah mereka serius.
Beberapa penghuni memberi salam dan tertegun melihat sarung palekat dengan kombinasi t shirt Lotus aikido dojo yang saya pakai. Mereka adalah sisa sisa warga Yerusalem, Palestina Islam yang makin lama makin sedikit jumlahnya. Beberapa wanita tua minta sedekah, dua tiga lelaki memberikan segelas teh beraroma kapulaga (cardamon) atau mint. Gratis.
Keluar dari gerbang, saya lihat Dome of the Rock, bagian dari kompleks Masjidil Aqsa, amat indah dalam keremangan cahaya subuh. Bau harum lamat lamat dari taman cypress atau cemara memenuhi taman yang amat indah namun kurang terawat.
Dome of Rock atau Qubbat Al Sakhrah diselesaikan tahun 691 M oleh Kalifah Abdul Malik dari Bani Ummayah, dibangun diatas lokasi kuil Jupiter dan sebelumnya Kenisah Kedua Yahudi tahun 70 M.
Di tempat inilah, ummat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad SAW naik ke langit melakukan miraj setelah melakukan perjalanan malam israa ( Al Israa ayat 1) dari Makkah ke Yerusalem dari sebuah batu dalam Qubbat. Insya Allah akan saya lihat hari Jumat.
Sumber: Republika