Jumat, 26/04/2024 - 16:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Keluhkan Produk UMKM Kurang Inovasi, Teten: Kripik, Seblak, Itu-Itu Aja

ADVERTISEMENTS

Pelatihan pengolahan kripik sayur untuk para warga Desa Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, mayoritas pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Tanah Air bergerak di bidang kuliner, seperti memproduksi keripik, seblak, dan wajik. Padahal menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup besar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kalau nggak keripik, seblak, wajik. Paling tinggi batik atau akik, dan kerajinan. Di situ saja,” ujarnya di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), Jakarta, Jumat (19/5/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Harga Pangan Dunia Meningkat pada Maret Setelah Tujuh Bulan Turun

Ia menyebutkan, banyak sumber daya alam di dalam negeri bisa dimanfaatkan. Misalnya pada sektor kelautan, selain ikan, ada rumput laut yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, karena permintaan dunia besar sekali.

ADVERTISEMENTS

Sektor perkebunan di Indonesia, kata dia, juga besar. Misalnya perkebunan kelapa sawit yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO). Teten mencontohkan, Unilever sebagai pengguna CPO, bisa melahirkan puluhan hingga ratusan produk berbasis CPO.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kita asik aja bikin bubur, bikin bakso, nasi goreng, itu aja,” kata dia.

Berita Lainnya:
Produksi Kelapa Sawit PT Astra Agro Naik di Tengah Tantangan Produktivitas

Teten melanjutkan, saat ini pembiayaan perbankan untuk UMKM baru sekitar 20 persen. Padahal di negara lain mencapai 60 persen hingga 80 persen. Alhasil UMKM di negara seperti China, Korea, dan Jepang bisa menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.

“Memang nggak mungkin sekarang minta bank kasih pembiayaan 30 sampai 50 persen ke UMKM kalau UMKM nya bekerja mandiri nggak menjadi bagian dari industrialisasi,” tuturnya.

Maka melalui Program Pendampingan Mikro Mandiri, Teten berharap UMKM Indonesia dapat naik kelas.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi