Rabu, 01/05/2024 - 01:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Serbia Mengirim Pasukan ke Perbatasan Setelah Bentrokan Kosovo

ADVERTISEMENTS

 BEOGRAD — Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah menyiagakan tentara dan memindahkan unit di dekat perbatasan Kosovo. Tindakan ini dilakukan setelah bentrokan antara polisi dan minoritas Serbia di Kosovo.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic mengatakan, Vucic telah memerintahkan gerakan mendesak untuk pasukan ke perbatasan Kosovo. “Jelas teror terhadap komunitas Serbia di Kosovo sedang terjadi,” katanya dikutip dari BBC.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pada bentrokan di Kosovo, sebanyak 10 orang terluka dalam kekerasan itu setelah penduduk berkumpul di luar gedung negara di kota perbatasan Zvecan yang mayoritas penduduknya Serbia. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa dan suara tembakan serta ledakan terdengar dalam video yang diposting secara daring.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Bentrokan dimulai setelah polisi bergerak untuk melantik walikota etnis Albania yang baru. Minoritas Serbia Kosovo yang menyumbang sekitar lima persen dari 1,8 juta penduduk negara itu memboikot pemilihan lokal di empat kota di utara pada April, memungkinkan etnis Albania untuk mengambil kendali dewan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Jepang Larang Ekspor 164 Jenis Barang ke Rusia

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Beograd mendukung boikot tersebut, menghasilkan jumlah pemilih hanya 3,47 persen. Dukungan ini dipicu setelah komunitas Serbia menuntut pembentukan asosiasi kotamadya Serbia yang dijanjikan.

Minoritas Serbia mengatakan, asosiasi itu akan bekerja di bidang pendidikan, perawatan kesehatan, perencanaan lahan dan pembangunan ekonomi. Namun etnis Albania khawatir hal itu dapat memungkinkan pembentukan negara pro-Serbia.

Setelah walikota yang baru terpilih berusaha untuk menjabat pada Jumat (26/5/2023), warga Serbia berusaha untuk memblokirnya. Polisi Kosovo kemudian bergerak untuk mengawal para politisi melewati pengunjuk rasa, yang menyebabkan bentrokan.

Pejabat Kosovo mengakui bahwa petugas telah meningkatkan kehadiran di daerah tersebut. “Untuk membantu walikota komune utara Zvecan, Leposavic, dan Zubin Potok untuk menggunakan hak kerja mereka di objek resmi,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Komandan IRGC Syahid dalam Serangan Rudal di Konsulat Iran

Petugas lokal di Zvecan mengatakan, lima petugas terluka dan setidaknya empat kendaraan rusak selama kerusuhan, dengan satu mobil hancur setelah dibakar.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengkritik penggunaan kekuatan oleh pemerintah Kosovo. Dia mengatakan, telah mengambil tindakan yang bertentangan dengan nasihat sekutu AS dan Uni Eropa.

Blinken mengatakan, langkah itu telah meningkatkan ketegangan secara tajam dan tidak perlu di kawasan itu. Kekerasan telah melemahkan upaya untuk menormalkan hubungan antara Kosovo dan Serbia.

Kosovo secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada Februari 2008. Keputusan ini diambil setelah hubungan yang tegang selama bertahun-tahun antara orang Serbia dan sebagian besar penduduk Albania.

Kemerdekaan ini telah diakui oleh AS dan negara-negara besar Uni Eropa. Namun Serbia, yang didukung oleh sekutunya yang kuat Rusia, menolak untuk mengakui, seperti halnya sebagian besar etnis Serbia di Kosovo. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi