Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Jumat, 22/09/2023 - 19:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Etika Suami Saat Bicara dengan Mertua dan Keluarga Istri

Etika Suami Saat Bicara dengan Mertua dan Keluarga Istri. Foto: Masjid (ilustrasi)

JAKARTA — Islam mengajarkan tentang etika yang perlu diperhatikan oleh seorang lelaki sebagai suami kepada mertuanya. Ada batas-batas yang penting untuk dijaga oleh seorang suami saat mengobrol dengan mertua.

Imam Nawawi dalam Al Adzkaar menjelaskan, seorang suami disunnahkan untuk tidak berbicara dengan mertua maupun seseorang dari keluarga istrinya, dengan suatu obrolan yang di dalamnya mengandung sifat seksual.

Misalnya tentang bersetubuh dengan istri, menciumnya, memeluknya, dan hal lain yang berkaitan dengan berbagai jenis istimta’. Termasuk juga segala hal yang memicu pemahaman atau kesimpulan yang mengarah ke arah tersebut.

Istimta’ sendiri merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kenikmatan seksual.

Dalm Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yang dinukil oleh Imam Nawawi, dikisahkan bagaimana Ali bin Abi Thalib, suami dari putri Nabi Muhammad SAW, yang menunjukkan betapa malunya untuk membicarakan soal madzi secara langsung kepada Nabi SAW.

Sehingga Ali pun mengirim utusan untuk menanyakannya. Madzi sendiri adalah cairan encer yang keluar akibat dorongan birahi yang tidak begitu kuat. Hukumnya sama dengan air seni, yaitu najis.

عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال: ((كُنتُ رَجُلاً مَذَّاءً، فَاسْتَحْيَيتُ أَن أَسأَل رسول الله صلى الله عليه وسلم لِمَكَان ابنَتِهِ مِنِّي، فَأَمرت المِقدَاد بن الأسود فَسَأَله، فقال: يَغْسِل ذَكَرَه، ويَتَوَضَّأ)). وللبخاري: ((اغسل ذَكَرَك وتوَضَّأ)). ولمسلم: ((تَوَضَّأ وانْضَح فَرْجَك)).

Ali bin Abi Thalib RA berkata:

Ini Bahaya tak Jujur Sebelum Nikah

“Aku adalah lelaki yang banyak mengeluarkan madzi, maka aku malu menanyakannya kepada Rasulullah SAW, mengingat kedudukan putrinya padaku, kemudian aku memerintahkan kepada Al-Miqdad untuk menanyakannya.”

 

 

 

 

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content