Sabtu, 27/04/2024 - 04:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kota Bandung Dorong Tarnsformasi Kurangi-Pisahkan-Manfaatkan Sampah

ADVERTISEMENTS

 BANDUNG — Sistem pengolahan sampah di Kota Bandung tengah didorong untuk bertransformasi dari pola angkut-kumpul-simpan-angkut menjadi pola kurangi, pisahkan dan manfaatkan, atau lebih akrab dikenal dengan pola Kang Pisman. Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Kang Pisman merupakan pola yang paling cocok untuk mengurangi terjadinya penumpukan sampah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Sampah kita saat ini masih berputar pada pola konvensional, angkut-kumpul-simpan-angkut, padahal untuk menyelesaikan persoalan sampah adalah dengan pengolahan langsung dari sumber,” ujar Ema. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Ema meyakini, pengelolaan sampah dengan pola kurangi, pisahkan, dan manfaatkan (Kang Pisman) bisa dilakukan dengan masif di seluruh wilayah di Kota Bandung, terlebih jika merujuk pada wilayah-wilayah yang telah sukses menyelesaikan persoalan sampah. Ia mencontohkan, di RW 12 kelurahan Maleer kecamatan Batununggal, dimana warganya sudah berkomitmen dan terbukti mampu menyelesaikan sampah di TPS.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kerjasama PT SHB dengan Universitas Jambi, Perkepala Mahasiswa Dihargai Rp 230 Ribu

“Warga masyarakat di sana sudah mengetahui kapan sampah ditahan di rumah, dipilah, dan diangkut oleh pengelola sampah di lingkungan RW. Kemudian diolah di TPS,” ungkapnya. 

ADVERTISEMENTS

“Di TPS sampah dikelola dengan pola maggot, recycle dan lain sebagainya. Ternyata bernilai ekonomi,” imbuh Ema. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, program Kang Pisman telah berjalan sejak tahun 2018. Dia menambahkan, hingga saat ini sudah terdapat beberapa RW yang sudah mendapatkan predikat sebagai kawasan bebas sampah atau KBS. 

Berita Lainnya:
Pengamat: Jokowi Aktor Kemunduran Demokrasi tapi Dipuji karena Pragmatisme Politik

“Saat terjadi penumpukan penumpukan sampah di TPS, RW yang melaksanakan KBS tidak terdampak, karena sampahnya sudah selesai di sumbernya,” ujar Dudi. 

Oleh karenanya, Dudi mengajak RW menerapkan kawasan bebas sampah atau program Kang Pisman. Dia mengungkapkan, persentase untuk kawasan bebas sampah ini baru sekitar 10 persen saja dari 1.594 RW di Kota Bandung. Oleh karenanya, dia berharap RW yang menerapkan Kang Pisman dapat bertambah.

“Sehingga semakin banyak lagi sampah sampah yang diselesaikan di level RW,” harapnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi