Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Selasa, 03/10/2023 - 23:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kota Bandung Dorong Tarnsformasi Kurangi-Pisahkan-Manfaatkan Sampah

 BANDUNG — Sistem pengolahan sampah di Kota Bandung tengah didorong untuk bertransformasi dari pola angkut-kumpul-simpan-angkut menjadi pola kurangi, pisahkan dan manfaatkan, atau lebih akrab dikenal dengan pola Kang Pisman. Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Kang Pisman merupakan pola yang paling cocok untuk mengurangi terjadinya penumpukan sampah.

“Sampah kita saat ini masih berputar pada pola konvensional, angkut-kumpul-simpan-angkut, padahal untuk menyelesaikan persoalan sampah adalah dengan pengolahan langsung dari sumber,” ujar Ema. 

Ema meyakini, pengelolaan sampah dengan pola kurangi, pisahkan, dan manfaatkan (Kang Pisman) bisa dilakukan dengan masif di seluruh wilayah di Kota Bandung, terlebih jika merujuk pada wilayah-wilayah yang telah sukses menyelesaikan persoalan sampah. Ia mencontohkan, di RW 12 kelurahan Maleer kecamatan Batununggal, dimana warganya sudah berkomitmen dan terbukti mampu menyelesaikan sampah di TPS.

Pengamat: Bisikan Jokowi ke Ganjar Menunjukkan Hubungan Keduanya Sangat Dekat

“Warga masyarakat di sana sudah mengetahui kapan sampah ditahan di rumah, dipilah, dan diangkut oleh pengelola sampah di lingkungan RW. Kemudian diolah di TPS,” ungkapnya. 

“Di TPS sampah dikelola dengan pola maggot, recycle dan lain sebagainya. Ternyata bernilai ekonomi,” imbuh Ema. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, program Kang Pisman telah berjalan sejak tahun 2018. Dia menambahkan, hingga saat ini sudah terdapat beberapa RW yang sudah mendapatkan predikat sebagai kawasan bebas sampah atau KBS. 

Capai Kedaulatan Pangan, Ganjar: Mau tak Mau Harus Manfaatkan Teknologi

“Saat terjadi penumpukan penumpukan sampah di TPS, RW yang melaksanakan KBS tidak terdampak, karena sampahnya sudah selesai di sumbernya,” ujar Dudi. 

Oleh karenanya, Dudi mengajak RW menerapkan kawasan bebas sampah atau program Kang Pisman. Dia mengungkapkan, persentase untuk kawasan bebas sampah ini baru sekitar 10 persen saja dari 1.594 RW di Kota Bandung. Oleh karenanya, dia berharap RW yang menerapkan Kang Pisman dapat bertambah.

“Sehingga semakin banyak lagi sampah sampah yang diselesaikan di level RW,” harapnya.

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content