Kamis, 30/05/2024 - 19:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Presiden Belarusia: Sudah Ada Ketegangan Wagner dengan Militer Rusia Sebelum Pemberontakan

 MINSK – Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan, sebelum terjadi pembelotan, tentara Wagner dan militer Rusia telah terlibat ketegangan. Namun dia menilai, Moskow tak menangani dan mengelola ketegangan tersebut.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

“Kami salah menangkap situasinya, dan kemudian kami pikir (ketegangan) itu akan teratasi dengan sendirinya. Namun ternyata tidak terselesaikan,” kata Lukashenko yang berperan dalam memediasi Wagner dan Rusia pekan lalu, Selasa (27/6/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Menurutnya, tidak ada pahlawan dalam peristiwa pembelotan tentara Wagner. “Dua orang yang bertempur di garis depan bentrok, tidak ada pahlawan dalam kasus ini,” ujar Lukashenko mengacu pada pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Lukashenko mengungkapkan, saat pembelotan Wagner terjadi pekan lalu, dia telah memerintahkan militer di negaranya untuk siaga tempur. “Saya memberikan semua perintah untuk membawa para tentara ke kesiapan tempur penuh,” ujar tokoh yang merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Berita Lainnya:
Putin Lakukan Reshuffle Mendadak, Copot Shoigu dan Tunjuk Andrei Belousov jadi Menhan Rusia

Lukashenko menilai, jika Rusia runtuh akibat pembelotan Wagner, Barat akan memanfaatkan kekacauan tersebut. Rakyat Rusia dan Belarusia akan turut menjadi korban.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Aksi pembelotan tentara bayaran Wagner terhadap Rusia dimulai pada Jumat (23/6/2023) pekan lalu. Pasukan Wagner sebelumnya diketahui bertempur bersama tentara Rusia melawan militer Ukraina. Wagner berperan besar dalam membantu Rusia memenangkan pertempuran di wilayah Bakhmut bulan lalu.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan, aksi pembelotan dilakukan karena militer Rusia telah melancarkan serangan udara yang menyebabkan sejumlah besar pasukannya tewas. Prigozhin secara khusus mengincar Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Panglima Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Prigozhin menarik ribuan pasukannya dari garis depan pertempuran dengan Ukraina kemudian bergerak menuju Moskow. Vladimir Putin memandang aksi Wagner sebagai pengkhianatan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
ADVERTISEMENTS

Prigozhin dan pasukannya sempat berhasil menguasai beberapa fasilitas militer di Rostov dan Voronezh pada Sabtu (24/6/2023). Namun sebelum tiba di Moskow, sekutu Putin, yakni Alexander Lukashenko, memutuskan menghubungi Prigozhin dan melakukan pembicaraan dengannya.

ADVERTISEMENTS

Kremlin menyebut, Lukashenko telah meminta persetujuan Putin untuk memediasi keadaan. Lukashenko disebut telah mengenal Prigozhin selama 20 tahun. Setelah pembicaraan dengan Lukashenko, Prigozhin akhirnya memutuskan menghentikan aksi pembelotannya.

Berita Lainnya:
Susun Kabinet Baru, Putin Tunjuk Ekonom Sebagai Menteri Pertahanan

Pasukan Wagner yang sudah menuju Moskow ditarik. Dalam pernyataannya, Prigozhin mengatakan, dia tidak ingin adanya pertumpahan darah di Rusia.

Sementara itu Rusia memutuskan membatalkan dakwaan hukum terhadap Prigozhin yang memimpin aksi pembelotan pasukan Wagner. Moskow pun menyatakan tidak akan menuntut para tentara Wagner yang terlibat dalam pembelotan.

Padahal sebelumnya Putin telah sesumbar akan menghukum keras siapa pun yang terlibat dalam aksi tersebut. Selain itu, dalam kesepakatan dengan Wagner yang dimediasi Alexander Lukashenko, Rusia juga mengizinkan Prigozhin untuk pergi ke Belarusia.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi