Jumat, 03/05/2024 - 12:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Serangan Israel Tidak Bisa Patahkan Semangat Warga Jenin

ADVERTISEMENTS

 TEPI BARAT — Lengan Waled Rashed Mansour berwarna biru akibat serangan anjing militer Israel. Ingatan itu sama barunya dengan lukanya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Mereka datang ke rumah kami, mereka meledakkan pintunya. Mereka melepaskan anjingnya ke arahku. Anjing itu berlari dan menyerang saya di dada saya,” kenang pria berusia 65 tahun itu di kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Mereka adalah militer Israel. Pasukan tersebut mengumumkan telah menarik diri dari kamp setelah dua hari serangan udara dan darat pada Rabu (5/7/2023) pagi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Setelah tentara Israel akhirnya menarik anjing itu dari Mansour, mereka meratakan rumahnya. “Mereka meledakkan pintunya. Mereka menjungkirbalikkan rumah saya. Mereka terus bertanya ‘Apakah ada senjata?’” kata Mansour.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Ketika pengepungan terbesar Israel di Jenin dalam dua dekade berakhir, kisah trauma dan kehancuran muncul dari pemukiman kecil. Tempat ini telah menjadi rumah bagi tiga generasi warga Palestina yang harus meninggalkan tanah leluhur mereka selama Nakba pada 1948.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Pesan kepada dunia dan pendudukan adalah kamp ini akan terus berjalan. Mereka mencoba untuk menghancurkannya dan itu muncul kembali,” kata Ahmed Abu Hweileh seorang penghuni kamp pengungsi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Lewat Aturan, Israel Kini Racuni Air Minum Warga Palestina

Pengepungan dua hari melibatkan pasukan Israel, rudal dan peralatan pemindah tanah yang digunakan untuk menghancurkan jalan dan infrastruktur sipil lainnya. Israel telah membenarkan serangan itu sebagai sasaran bagi kelompok bersenjata yang beroperasi di luar Jenin, yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan ilegal Israel di Tepi Barat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Tapi penghuni kamp mengatakan, warga sipil yang bukan pejuang bersenjata justru menanggung beban serangan Israel. Raed Jameel Mohammad Taleb berusia 39 tahun mengatakan, penembak jitu Israel memasuki rumahnya pada hari pertama dan menggunakannya sebagai landasan untuk melancarkan serangan. Taleb tinggal bersama istri, ibu, dan dua anaknya.

Sementara itu, rudal terbang keluar. Kemudian, traktor lapis baja datang dan meratakan semua yang ada di jalan, termasuk mobil Taleb. “Saya menggunakan mobil ini untuk pergi bekerja setiap hari. Kami tidak mengharapkan ukuran kehancuran ini. Tujuannya adalah untuk menghancurkan dan menghancurkan,” katanya.

Sekitar matahari terbenam pada Selasa (4/7/2023), pasukan Israel mengatakan kepada Ayman Saadi yang berusia 46 tahun dan keluarganya, mereka perlu mengungsi karena tentara ingin meledakkan rumah tetangga. Saadi memiliki enam anak, termasuk seorang putri dengan kebutuhan khusus dan seorang anak berusia tiga tahun, keduanya dibawa saat keluarganya melarikan diri dari kekerasan. “Mereka membalikkan mobil, seluruh area hancur,” katanya.

Berita Lainnya:
Bantuan Militer untuk Ukraina Picu Kontroversi dari Anggota NATO

Bagi penduduk yang lebih tua, pengepungan menghidupkan kembali kenangan 2002. Ketika itu Israel melancarkan serangan besar-besaran selama berhari-hari di kamp Jenin, menewaskan lebih dari 50 warga Palestina.

Mohammad Obaid mengatakan, tentara Israel juga menghancurkan tugu peringatan untuk para pejuang yang terbunuh di dekat rumahnya. “Itu sangat mengganggu mereka, mereka mencoba menghapus gambar (para martir di tugu peringatan) tetapi mereka tidak bisa,” katanya.

Beberapa penduduk percaya bahwa militer Israel sengaja menargetkan jalan dan infrastruktur publik lainnya. Tindakan itu diharapkan akan membuat penduduk kamp menekan para pejuang perlawanan untuk menyerah.

Justru sebaliknya, pengepungan Israel hanya akan menguatkan keengganan warga untuk menyerah menghadapi agresi. “Mereka melampiaskan amarah mereka ke kamp. Mereka tidak dapat menghancurkan perlawanan, atau kamp kami, atau mematahkan semangat kami, atau membuat kami takut,” kata salah satu warga kamp Jenin Anaam Awwad.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi