Tanda Orang Bahagia Menurut dalam Kitab Nashaihul Ibad

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Tanda Orang Bahagia Menurut dalam Kitab Nashaihul Ibad . Foto: Kunci hidup bahagia. (ilustrasi).

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaihul Ibad menjelaskan tanda orang-orang yang bahagia.

ADVERTISEMENTS

“Orang yang paling bahagia adalah orang yang mempunyai hati yang alim, badan yang sabar dan merasa puas terhadap apa yang ada di tangannya.” (Kitab Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)

Hati yang alim artinya menyadari bahwa Allah SWT selalu bersamanya di mana pun ia berada. Karena dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.

Badan yang sabar artinya sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menghadapi segala cobaan.

ADVERTISEMENTS

Puas dengan yang ada di dalam dirinya adalah sikap puas ketika tidak ada lagi harapan melainkan yang ada di hadapannya.

ADVERTISEMENTS

Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaihul Ibad juga memberikan pesan dan saran untuk mengatasi kegundahan hati atau dalam bahasa modern disebut pikiran stres.

ADVERTISEMENTS

Syekh Nawawi al-Banteni menukil perkataan para hukama, yakni para ahli hikmah atau makrifat dalam mengatasi stres.

ADVERTISEMENTS

“Tiga perkara yang dapat menghilangkan kegundahan (pikiran stres) yaitu zikir (mengingat) Allah SWT, silaturahim kepada para wali Allah, dan memperhatikan perkataan hukama” (Kitab Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)

Berzikir kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan membaca tahlil, hauqalah (La haula wa la quwwata illa billah) dan dengan bermunajat kepada-Nya.

Dalam kitab Nashaihul Ibad dijelaskan bahwa yang dimaksud para wali Allah adalah para ulama dan aulia shalihin. Sementara, yang dimaksud perkataan hukama adalah nasihat mereka yang berisi petunjuk untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version