Jumat, 03/05/2024 - 23:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Pertalite Mau Dihapus Tahun Depan? Ini Penjelasan Menteri ESDM

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengungkapkan rencana untuk menghapus BBM jenis Pertalite RON 90 dan digantikan dengan Pertamax Green RON 92 mulai tahun depan sebagai bagian dari program Langit Biru Tahap II dengan penggunaan bahan bakar rendah emisi. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, belum mengiyakan apakah rencana tersebut akan direalisasikan tahun depan karena masih dalam pengkajian. Namun, ia mengatakan, Pertamina memang terus mencari jenis BBM yang lebih ramah lingkungan. Semakin tinggi nilai oktan, semakin baik untuk menekan emisi. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Ini kan begini, mau mencari jenis BBM yang ramah lingkungan, kalau oktan number makin tinggi, makin bagus bisa kurangi Nox dan Sox (emisi udara), ini masih dikaji,” kata Arifin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/8/20230). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Terlebih lagi, Arifin menuturkan, akan lebih baik bila bahan bakunya menggunakan campuran bahan bakar terbarukan seperti etanol untuk pembuatan Pertamax Green 92. Campuran etanol yang kini mulai diproduksi di Indonesia sekaligus akan mengurangi ketergantungan impor minyak mentah nasional. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Kemendag Targetkan Utang Rafaksi Minyak Goreng Dibayar Mei

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Diketahui, pemerintah juga tengah berjibaku menyelesaikan persoalan polusi udara di Tanah Air, khususnya wilayah Jabodetabek yang menjadi sorotan dunia. Sektor transportasi dianggap pemerintah menjadi kontributor terbesar polusi udara. Oleh karena itu, ia mengatakan, penghasil utama emisi itu harus menjadi sasaran kebijakan pemerintah dalam penanganan polusi. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Selain sektor transportasi, ia tak menampik, sektor industri turut menjadi penyumbang emisi. Oleh karenanya, pemerintah juga telah menyiapkan sanksi tegas. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sebelumnya,  PT Pertamina (Persero) mengungkapkan telah berencana untuk menghapus BBM Pertalite bersubsidi mulai tahun depan. Nantinya, bahan bakar bersubsidi itu akan diganti dengan Pertamax Green 92 namun tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah.  

Nicke menjelaskan, rencana penghapusan itu merupakan bagian dari program Langit Biru untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Pada program Langit Biru Tahap 1, Pertamina telah menaikkan produk BBM subsidi dari BBM RON 88 Premium menjadi RON 90 Pertalite. 

Berita Lainnya:
Pertamina: tak Ada Ketergantungan BBM dari Timur Tengah

“Jadi di 2024, kita akan lanjutkan sesuai rencana program Langit Biru Tahap 2, di mana BBM bersubsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92 (Pertamax), karena KLHK menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 90,” kata Nicke dalam rapat tersebut. 

Nicke menjelaskan, Pertamina sekaligus akan mengubah Pertamax menjadi Pertamax Green 92. Meski dengan nilai oktan yang sama, produk yang akan diluncurkan itu lebih rendah emisi karena dicampur dengan bioetanol dari molases tebu. 

Adapun Pertamax Green 92 itu dibuat dengan pencampuran antara BB RON Pertalite etanol tujuh persen atau E7. Hanya saja, ia menegaskan, rencana penghapusan Pertalite dan diganti dengan Pertamax Green 92 masih merupakan kajian internal perusahaan. Belum ada keputusan pemerintah ihwal rencana tersebut untuk tahun 2024. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi