Rabu, 01/05/2024 - 14:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

WHO: 413 Anak di Yaman Meninggal Dunia karena Campak

ADVERTISEMENTS

Seorang anak Yaman berdiri di tempat penampungan keluarganya di sebuah kamp Pengungsi Internal (IDP).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 SANAA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pada Kamis (31/8/2023), setidaknya 413 anak meninggal karena penyakit campak yang mematikan di Yaman yang dilanda perang dalam tujuh bulan. “Pada 31 Juli tahun ini, jumlah kasus dugaan campak dan rubella di Yaman telah mencapai hampir 34.300 kasus dan 413 kematian, dibandingkan dengan 27 ribu kasus dan 220 kematian terkait pada 2022,” tulis WHO dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (1/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Tentara Israel Terus Jadikan Masjid Sasaran Serangan
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Wabah penyakit mematikan terjadi di tengah kondisi yang mengerikan di Yaman, termasuk penurunan ekonomi dan pendapatan rendah, perpindahan dan kondisi kehidupan yang penuh sesak di kamp-kamp, ditambah dengan sistem kesehatan yang kewalahan, tingkat imunisasi yang rendah, kata badan PBB.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

WHO mengatakan, terus bekerja dengan otoritas kesehatan lokal dan mitra internasional untuk meningkatkan dukungan untuk intervensi vaksinasi rutin. Campak adalah penyakit virus yang sangat menular yang lazim pada anak-anak. Ini menyebabkan ruam kulit yang menyakitkan, sakit mata, demam, otot kaku dan batuk parah untuk hampir semua orang yang tertular virus.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Hamas Siap Terima Solusi Dua Negara dan Gantung Senjata

Yaman telah terperosok oleh kekacauan dan kekerasan sejak September 2014 ketika pemberontak Houthi yang selaras dengan Iran merebut sebagian besar negara, termasuk ibu kota, Sana’a. Koalisi militer, yang dipimpin oleh Arab Saudi, memasuki perang pada awal 2015 untuk mengembalikan pemerintah ke tampuk kekuasaan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Konflik hampir sembilan tahun telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang berisiko kelaparan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi