Selasa, 30/04/2024 - 01:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Percepatan Transisi Energi Hijau di Indonesia Dinilai Butuh Kolaborasi

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Percepatan transisi energi hijau di Indonesia menjadi hal yang harus segera dilakukan. Untuk melakukannya diperlukan kolaborasi dari banyak pihak, termasuk di dalamnya peran investor asing untuk mengoptimalisasi potensi energi hijau seperti salah satunya panas bumi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Indonesia mendorong upaya berkelanjutan dan kolaboratif untuk mempercepat transisi energi hijau dan terdapat tiga prioritas utama, yakni berinvestasi dan mengembangkan ekonomi hijau, memanfaatkan potensi ekonomi biru yang sangat besar, serta mempercepat transformasi digital,” kata Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Nugraha, saat berbicara pada ASEAN Indo-Pacific Forum di Jakarta, Rabu (06/09/2023)

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pahala mengatakan Indonesia memiliki kekayaan berlimpah dengan peluang investasi yang menjanjikan. Salah satunya adalah energi terbaharukan (EBT), seperti infrastruktur panas bumi, tenaga surya dan angin, dan tenaga ramah lingkungan. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Tutup PLTD, PLN Optimalkan Pembangkit Hijau di Sumba
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Indonesia mempunyai potensi membangun 22 gigawatt tenaga panas bumi, 75 gigawatt tenaga tinggi, 6,6 gigawatt tenaga surya dan angin, serta 60,16 gigawatt tenaga ramah lingkungan,” katanya.

ADVERTISEMENTS

CEO PLN Darmawan Prasodjo dalam Diskusi Panel 1-AIPF 2023 mengungkapkan bahwa kolaborasi dalam transisi energi merupakan kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu keamanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Sebagai contoh, saat saya melelang tenaga surya pada tahun 2015, harganya 26 sen per kilowatt jam. Saat saya melelang angin pada tahun 2018, harganya 12 sen per jam per kilowatt jam. Saat ini, harga tenaga surya lima sen, angin hanya 5,5 sen. Jadi, apabila kita berbicara tentang energi bersih maka kita akan mendapatkan biaya yang murah, aman, dan bisa berkelanjutan,” kata Darmawan 

Berita Lainnya:
Sulut Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan

Terkait dengan komitmen PLN dalam percepatan transisi energi bersih, PLN menujukkan komitmennya dalam upaya pengurangan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU).

Tak hanya itu, Darmawan menambahkan bahwa PLN akan mengembangkan energi gas, hydro, dan panas bumi untuk listrik di Indonesia.

“Saat ini, kami sedang mengurangi pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) dan sedang mengembangkan pembangkit listrik yang berasal dari gas, air, maupun panas bumi,” tambahnya

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi