Selasa, 30/04/2024 - 06:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Menteri UMKM pun Terheran-Heran, Kok Bisa Barang Dijual Sangat Murah di Tiktok?!

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki mengaku belum mendapat jawaban pasti terkait murahnya berbagai barang yang dijual di Tiktok.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Meski begitu, kata dia, kementerian sudah sempat memanggil platform media sosial itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Belum (ada jawaban), mereka (Tiktok) bilang itu seller-nya yang jual,” ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ia menuturkan, murahnya barang yang dijual di Tiktok membuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak bisa bersaing. Dirinya pun heran, bagaimana bisa penjual di Tiktok menjual murah.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Pemerintah Segera Atur Masa Transisi Perubahan Permendag 36/2023

Padahal ada biaya logistik, promosi, dan lainnya. Teten pun meminta semua e-commerce agar bisa membantu UMKM Indonesia dan mendukung berbagai usaha tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Jangan membenturkan seller dengan UMKM yang memproduksi barang. Penjual maupun influencer mendapatkan benefit jualan, namun di sisi lain UMKM mulai kesulitan.

Berita Lainnya:
'Kita Bikin Romantis' Viral di TikTok, Maliq & D'Essentials Sempat Kebingungan

Di sisi lain ada UMKM yang produksi sudah nggak bisa produksi lagi, lumpuh,” ujarnya.

Ia menyatakan, masalah pada UMKM akan berdampak pada masyarakat yang mendapatkan pekerjaan dari usaha tersebut. Menurut data 97 persen lapangan kerja berasal dari UMKM, artinya produksi bisa hancur jika produksi masih bermasalah.

“97 persen lapangan kerja di UMKM. Kalau produksi kita sampai hancur lumpuh pengangguran meningkat dan daya beli turun,” tegas Teten.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi