Rabu, 01/05/2024 - 17:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Mengapa Museum Terkesan tidak Menarik? Ini Pemicunya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Selama ini boleh jadi problem yang terjadi pada sejumlah museum di Indonesia adalah dianggap kurang menarik, seperti gudang bahkan angker. Kondisi seperti itu masih bisa didapati, kendati sudah banyak pula museum yang mengusung konsep serbamodern guna menarik minat anak muda.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dr Junus Satrio Atmodjo, Anggota Dewan Pengawas Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Pusat, mengatakan seharusnya bangunan museum itu bercerita tentang dirinya sendiri, mengapa tempat tersebut jadi museum. Ada museum atau bangunan lama dengan nilai sejarah tinggi, namun narasinya belum terbangun kepada publik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Sayang, narasinya belum terbangun, jadi yang harus dibangun narasinya, sumber informasi kalau tidak diolah ya gagal jadi museum, hanya barang saja,” kata Dr junus dalam diskusi publik “Museum Itu Penting” di Jakarta, belum lama ini.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
Astronom Deteksi Lubang Hitam Terbesar Kedua di Bima Sakti

Dari narasi maupun promosi bisa dibuat lebih menarik. Kemudian dapat disebarkan melalui berbagai platform media.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Menurut Sekjen Kemenbudristek, Fitra Arda, perihal menciptakan ketertarikan ini juga masih jadi kelemahan museum. Padahal, menurutnya, fungsi museum adalah mengkomunikasikan ke masyarakat. 

Narasi yang bisa dibangun, seperti jika ada koleksi tentang padi, bisa diceritakan penjelasan yang menarik dan kekinian. Atau  koleksi tentang  menyusui, misalnya, bisa dikaitkan dengan isu stunting. 

“Jadi komunikasi itu masih kurang, misalnya badan layanan umum atau kepala museum itu jadi pengembang tidak seperti camat, dia harus psikologi massa, tahu marketing,” lanjut dia. 

Fitra juga mengakui kementerian sedang merancang program, bukan hanya pelindung, tetapi juga kehadirkan masyarakat agar datang ke museum tidak hanya sekali. Kemudian melibatkan anak muda.  

Menurut Fitra, Kemendikbudristek juga mengeluarkan anggaran lebih besar dalam 2-3 tahun bterkahir, sehingga museum menjadi prioriats nasional. “Jadi misalnya lagi musim apa, bisa mencari artefak yang berkaitan dan bisa diceritakan. Kalau tidak, koleksi kita sama kayak barang antik yang tidak punya cerita,” lanjut dia.

Berita Lainnya:
Penjelajah Curiosity NASA Tiba di Tempat yang Berisi Petunjuk tentang Air Purba di Mars 

Koleksi museum selalu punya cerita dan sejarah bernilai tinggi. Misalnya, sebuah artefak terbuat dari keramik, punya cerita ditemukan dari kapal yang tenggelam, dan bisa dikomunikasikan secara menarik. Fitra menambahkan bahwa Mendikbud Nadiem Makarim juga telah menyatakan bahwa kehadiran museum bisa memperkuat kualitas dan jati diri pendidikan bangsa. 

“Pendidikan tentang mekanika, tahan gempa, atau yang lain. Kalau guru matematika kreatif, misalnya bukan mengajar budi pergi ke pasar, tapi ke Borobudur misalnya, ada pembelajaran, hal-hal itu yang kita sebut merdeka belajar, bisa juga melaui gim, film pendek sesuai minat mereka,” kata dia menambahkan. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi