Sabtu, 04/05/2024 - 07:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Perlawanan Terakhir DN Aidit Pasca G30S PKI, Bagi-bagi Senjata Habisi Pemimpin Desa

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Ketua CC Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit berusaha melawan saat hendak ditangkap.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Pada hari kedua peristiwa G30S/PKI (2 Oktober 1965), yakni begitu tahu Dewan Revolusi terpojok oleh serbuan pasukan RPKAD, Aidit memutuskan kabur ke Yogyakarta.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ia memperkuat pertahanan keamanan Yogyakarta, termasuk membagi-bagikan senjata kepada unit-unit tentara yang berafiliasi sebagai kader dan simpatisan PKI.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Aidit berhasil menguasai sejumlah kawasan pedesaan setelah sebelumnya menghabisi ratusan pemimpin desa. “Membunuh hampir 250 orang pemimpin desa,” demikian dikutip dari buku Pertamina Perusahaan Minyak Nasional (1986).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Yogyakarta merupakan wilayah basis PKI. Dilansir dari catatan Herbert Feith dalam Pemilihan Umum 1955 di Indonesia, perolehan suara PKI di Yogyakarta merupakan yang tertinggi, yakni 237.000 suara.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Pada 1 Oktober 1965 sehari peristiwa G30S PKI, muncul aksi unjuk rasa di Yogyakarta. Para demonstran menyatakan mendukung Gerakan 30 September 1965.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Anies Pernah Sindir Pihak Tak Kuat Oposisi, Kini Nasdem Gabung Prabowo

Di Surakarta (Solo), yakni tetangga Yogyakarta, juga muncul dukungan serupa. Bahkan keberpihakan terhadap G30 S PKI itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Surakarta.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

DN Aidit menjejakkan kaki di Yogyakarta pada 2 Oktober 1965 setelah pasukan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie Wibowo mengepung Halim Perdanakusuma.

Pada 9 Oktober 1965, dua batalyon para komando (RPKAD) dikirim ke Yogyakarta untuk memburunya.

Pertempuran antara tentara PKI dengan para komando tak terelakkan. Dalam waktu singkat orang-orang PKI berhasil ditaklukkan. “Pada akhir November semua perlawanan mereka yang terorganisasi berakhir”.

Kendati demikian DN Aidit berhasil meloloskan diri. Selama tiga minggu ia bersembunyi di Surakarta, yakni berlari dari satu pos ke pos lain. Aidit sudah lama terkenal licin dan sulit ditangkap.

Pada peristiwa Madiun 18 September 1948, Aidit juga sempat tertangkap namun berhasil meloloskan. Agar tidak terus diburu, ia menyebarkan isu berhasil kabur ke RRC. Padahal posisinya bersembunyi di Jakarta.

Berita Lainnya:
Pilih Jadi Koalisi atau Oposisi? Ini Sikap Nasdem dan PKS

Begitu juga saat dikejar-kejar selama tiga Minggu di Surakarta. Aidit masih bisa berkomunikasi secara klandestin dengan para pengikutnya. Pada 21 Oktober 1965 malam, Aidit tertangkap.

Pimpinan tertinggi yang berhasil membawa PKI menjadi partai empat besar dalam perolehan suara di Pemilu 1955 itu, kemudian dieksekusi di wilayah Boyolali, Jawa Tengah.

Sebagaimana peristiwa November 1926 dan 18 September 1948, nasib PKI kembali tamat. Seluruh pimpinan, kader dan simpatisan di Indonesia diburu dan ditangkap. Tidak sedikit orang-orang PKI dihabisi oleh massa yang marah.

Terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang pada Pemilu 1955 menjadi basis terkuat PKI. Pada 12 Maret 1966 PKI secara resmi dibubarkan sekaligus dinyatakan sebagai partai politik terlarang.

Sumber: Gelora

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi