Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Kamis, 30/11/2023 - 02:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Studi: Pandemi Memicu Munculnya Generasi Flex di Kalangan Pekerja

Sejumlah pekerja berjalan sepulang kerja di kawasan Sudirman-Thamrin.

 JAKARTA — Pandemi Covid-19 memang sudah berlalu, tapi dampaknya di berbagai aspek kehidupan masih bisa terlihat dan terasa. Menurut sebuah studi, era pandemi telah memicu kemunculan generasi flex di antara karyawan, terutama orang tua yang bekerja.

Laporan studi itu digagas Working Families dan Bright Horizons, yang melakukan survei terhadap lebih dari 800 orang tua di Inggris. Dari penelitian itu, diketahui bahwa kesejahteraan mental yang terganggu adalah kekhawatiran terbesar bagi para orang tua yang bekerja.

Berdasarkan hasil survei, dua dari lima orang tua yang bekerja dan memiliki anak di bawah 18 tahun menginginkan dukungan kesehatan mental di tempat kerja. Sebagian besar dari mereka yang disurvei mengatakan akses terhadap pengaturan kerja yang fleksibel telah atau akan berdampak positif terhadap kesejahteraan mereka.

Tujuh dari 10 responden mengatakan budaya yang mendorong keseimbangan kerja/kehidupan adalah hal yang sangat penting. Sembilan dari 10 mengatakan mereka akan merasa lebih loyal kepada perusahaan yang menawarkan pekerjaan fleksibel.

 

CEO Working Families, Jane van Zyl, menyoroti bahwa penelitian itu mengungkap munculnya generasi flex yang mengharapkan kondisi di tempat kerja bisa lebih fleksibel. Mereka mencari pemberi kerja yang bisa memahami meningkatnya tuntutan peran orang tua yang bekerja.

“Mereka ingin tempat kerja mereka peduli. Peduli terhadap keramahan keluarga, peduli bahwa pola kerja mereka bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan peduli terhadap kesejahteraan mereka,” ucap Zyl, dikutip dari laman Daily Record, Selasa (3/10/2023).

Menurut dia, perusahaan yang sukses bertahan adalah yang mampu menyelaraskan kebutuhan karyawannya. Termasuk, memberi dukungan untuk bekerja secara fleksibel dan memperhatikan kesejahteraan mental karyawannya, terutama yang sudah menjadi orang tua.

Denise Priest dari Bright Horizons menyebut penelitian menunjukkan pentingnya keseimbangan antara kehidupan dan dunia kerja. Pengusaha didorong memikirkan lebih dari sekedar pola kerja dan gaji, jika ingin karyawannya punya produktivitas yang meningkat dalam jangka panjang.

“Masalah kesehatan mental dapat dikurangi ketika orang tua memiliki dukungan praktis yang nyata seperti bantuan dalam perawatan dan dukungan pendidikan untuk anak-anak mereka serta pembinaan untuk diri mereka sendiri,” tutur Priest.

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content