Kamis, 02/05/2024 - 22:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Pentingnya Sumber Energi Rendah Emisi dalam Pembangunan Smelter Nikel

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kebijakan Pemerintah yang meminta perusahaan pertambangan membangun fasilitas peleburan (smelter) sebagai bagian dari operasi penambangan terintegrasi kian ditegaskan. Kebijakan tersebut diyakini dapat membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem kendaraan listrik global.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Visi ini bukan tanpa dasar, mengingat bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar kedua di dunia. Indonesia memiliki total 22 persen dari cadangan nikel global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pengembangan smelter nikel, sebagai bagian dari kebijakan hilirisasi logam Indonesia, sangat penting untuk memastikan realisasi tujuan Indonesia menjadi produsen nikel global. Namun, salah satu aspek yang sering diabaikan oleh pelaku bisnis adalah ketersediaan sumber energi listrik yang terjangkau dan berasal dari sumber rendah karbon.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ketersediaan dan biaya listrik adalah elemen infrastruktur penting untuk smelter. Sekitar sepertiga dari biaya pemrosesan logam, listrik biasanya merupakan komponen tunggal terbesar dari biaya operasional dalam operasi peleburan. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Bandara Bali: Lebih Banyak Wisnus Datang daripada Pemudik Keluar

“Biaya aktual akan bervariasi, berkisar antara 15 persen hingga 60 persen dari total biaya operasi peleburan, tergantung pada jenislogam, jenis tungku, proses yang digunakan, dan sumber listrik,” jelas Rizal Kasli, KetuaUmum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Jumat (6/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Memastikan akses terhadap listrik yang berasal dari sumber karbon rendah sangat penting untuk keberlanjutan operasi smelter. Ini tidak hanya berkontribusi untuk mengurangi biaya operasional tetapi juga selaras dengan tujuan keberlanjutan global.

Komitmen menyediakan listrik dengan karbon lebih rendah salah satunya telah dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dengan mengoperasikan tiga pabrik hydro, yakni PLTA Larona, Balambano, dan Karebbe, dengan kapasitas gabungan 365 Megawatt (MW). Pengoperasian fasilitas ini secara signifikan mengurangi emisi GRK sebesar lebih dari 1 juta ton CO2EQ per tahun dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar batu bara.

Berita Lainnya:
Abu Dhabi Islamic Bank Dikabarkan Bakal Beli Saham BSI

Selain itu PT Vale berkolaborasi dengan Zheijiang Huayou, menerapkan teknologi HPAL yang diimplementasikan di Blok Pomalaa dan Blok Sorowako, berkontribusi pada upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Selain itu, teknologi ramah lingkungan dan adopsi sumber energi yang bukan berasal dari batubara akan semakin meminimalkan emisi di fasilitas smelter yang dimiliki.

“Sejalan dengan target lingkungan, kami menargetkan pengurangan 33 perse dalam Emisi Lingkup 1 dan 2 pada tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) ada tahun 2050. Kami berkomitmen untuk menggunakan sumber energi alternatif rendah karbon untuk semua kebutuhan energi pembangkit nikel yang baru. Meskipun pilihan ini lebih mahal, pengabdian kami yang tak tergoyahkan mendorong kami menuju realisasi NZE,” kata Febriany Eddy CEO PT Vale Indonesia.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi