Jumat, 03/05/2024 - 05:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Masalah Kesehatan Mental yang Masih Jadi PR di Indonesia: Stres Dibilang Caper?

ADVERTISEMENTS

Kesehatan mental (ilustrasi). Ada beberapa masalah kesehatan mental yang hingga kini masih menjadi PR di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Hari Kesehatan Mental Dunia jatuh pada hari ini, Selasa 10 Oktober 2023. Peringatan ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran tentang kesehatan mental dan menghilangkan stigma yang dapat menyertai tantangan kesehatan mental. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Psikiater Lahargo Kembaren mengatakan, masih banyak PR yang perlu diselesaikan di Indonesia terkait masalah kesehatan mental. Pertama adalah mengenai awareness (kesadaran) akan pentingnya kesehatan mental. Sebab, masih banyak orang yang masih meremehkan soal kesehatan mental.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa,” kata Lahargo yang juga Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS Marzoeki Mahdi Bogor kepada Republika.co.id, Selasa (10/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Pakar Berbagi Tip Atasi Depresi Akibat Capres Idola Gagal

Banyak stigma yang beredar tentang kesehatan jiwa di masyarakat hingga saat ini. Misalnya, kesehatan jiwa yang dikaitkan dengan gangguan gaib, kurangnya iman, kurang bersyukur, atau hanya dianggap mencari perhatian.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Menurut dia, faktor-faktor itulah yang menjadi penghambat bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan jiwa. Selain stigma, Lahargo juga menyoroti kurangnya ketersediaan layanan kesehatan jiwa yang merata di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Ini masih menjadi PR besar bagi kami, terutama para profesional kesehatan jiwa, bagaimana psikiater, psikolog, perawat jiwa, pekerja sosial yang bekerja di layanan kesehatan jiwa tersebar secara merata,” ujar dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Gen Z Punya Akun Media Sosial Lebih dari Satu, Psikolog: Seperti Pakai Banyak Topeng

Kurangnya layanan kesehatan jiwa juga termasuk keterbatasan obat. Sering kali distribusi obat tidak merata sehingga banyak ODGJ yang kambuh karena ketersedian obatnya kurang.

Terakhir, Lahargo menyoroti soal diskriminasi pekerjaan pada mereka yang memiliki gangguan jiwa. Kerap kali mereka masih sulit untuk berpartisipasi dengan baik di pekerjaan yang tersedia karena dianggap ODGJ tidak bisa bekerja seperti yang lainnya.

“Padahal gangguan jiwa sama seperti gangguan fisik. Kalau sudah pulih dia punya kemampuan untuk bisa beraktivitas dan berfungsi lagi,” ucapnya. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi