Minggu, 05/05/2024 - 13:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Bahlil Tegaskan 80 Persen IUP Nikel Milik Indonesia

ADVERTISEMENTS

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Rabu (25/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, arah kebijakan pemerintah ke depan yakni hilirisasi. Menurutnya, hilirisasi merupakan kata kunci dalam mendorong Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Salah satu contohnya, kata dia, yaitu hilirisasi nikel. Hanya saja, Bahlil mengatakan, perbankan nasional masih enggan membiayai sektor tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Para ekonom pun, lanjutnya, menilai hilirisasi tidak dimanfaatkan oleh orang Indonesia. Bahkan sebagian ekonom mengatakan, sektor tersebut dikuasai asing.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Momen Idul Fitri, Bahlil: Kita Harus Saling Memaafkan

“Padahal nikel itu 80 persen IUP-nya (Izin Usaha Pertambangan) dimiliki Indonesia. Yang dimiliki asing itu industrinya atau smelternya, karena memang perbankan asing yang mau biayai bangun itu,” ujar Bahlil kepada wartawan usai berbicara di BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Rabu (25/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dia mempertanyakan, alasan bank di Tanah Air belum mendukung pembiayaan untuk smelter. Padahal, jelas dia, titik impas atau Break Even Point (BEP) dari investasi smelter disebut cepat hanya sekitar lima sampai enam tahun.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Di saat bersamaan IRR untuk membangun smelter untuk nikel itu 5-6 tahun Break Even Point untuk NPA. Pertanyaan saya, kenapa perbankan tidak melihat ini? Perbankan hanya melihat kredit stand by long, padahal ini sangat bagus sekali. Mana ada 5-6 tahun break event point?” tutur dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas Presiden Jokowi

Maka, ia menuturkan, kritik para ekonom terkait hilirisasi yang hanya dikuasai oleh asing ada benarnya dan tidak benarnya. “Yang benarnya itu, dia harus mengembalikan utang dan bunga karena kredit adalah kredit luar negeri, tetapi untuk keuntungan itu semua masuk di Indonesia,” jelas Bahlil.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi