Selasa, 07/05/2024 - 07:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tes Darah Sederhana Bantu Diagnosis Gangguan Bipolar

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Para peneliti telah mengembangkan tes darah sederhana yang dikombinasikan dengan penilaian psikiatri secara daring guna memberikan diagnosis gangguan bipolar yang lebih baik. Tim di University of Cambridge di Inggris menemukan bahwa tes darah saja dapat mendiagnosis hingga 30 persen pasien dengan gangguan bipolar, namun akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan penilaian kesehatan mental digital.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Memasukkan pengujian biomarker dapat membantu dokter membedakan antara gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar, yang memiliki gejala yang tumpang tindih namun memerlukan perawatan farmakologis yang berbeda.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Meskipun tes darah masih merupakan bukti konsep, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa tes darah bisa menjadi pelengkap yang efektif untuk diagnosis psikiatris yang ada dan dapat membantu peneliti memahami asal usul biologis dari kondisi kesehatan mental.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
Pendeta Gilbert Ledek Gerakan Sholat, Duduk Tasyahud Terbukti Bermanfaat Secara Medis

Gangguan bipolar mempengaruhi sekitar satu persen dari populasi sebanyak 80 juta orang di seluruh dunia namun hampir 40 persen pasien, gangguan ini salah didiagnosis sebagai gangguan depresi mayor.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Orang dengan gangguan bipolar akan mengalami periode suasana hati yang buruk dan periode suasana hati yang sangat tinggi atau gejala mania,” kata penulis pertama studi Jakub Tomasik, dari Cambridge’s Department of Chemical Engineering and Biotechnology, seperti dikutip dari The Week, Selasa (3/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Menurut dia, pasien sering kali hanya menemui dokter ketika mereka sedang mengalami suasana hati yang buruk, itulah sebabnya gangguan bipolar sering salah didiagnosis sebagai gangguan depresi mayor.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Cara paling efektif untuk mendapatkan diagnosis gangguan bipolar yang akurat adalah pemeriksaan psikiatris lengkap. Namun, pasien biasanya harus menunggu lama untuk mendapatkan penilaian ini, dan memerlukan waktu untuk melakukannya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Vape Bikin Remaja Terpapar Uranium, Bahayakan Otaknya

“Penilaian psikiatrik sangat efektif, namun kemampuan untuk mendiagnosis gangguan bipolar dengan tes darah sederhana dapat memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan yang tepat untuk pertama kalinya dan mengurangi beberapa tekanan pada profesional medis,” kata Tomasik.

Para peneliti menggunakan sampel dan data dari studi Delta, yang dilakukan di Inggris antara tahun 2018 dan 2020, untuk mengidentifikasi gangguan bipolar pada pasien yang telah didiagnosis gangguan depresi mayor dalam lima tahun sebelumnya dan memiliki gejala depresi saat ini.

Lebih dari 3.000 peserta direkrut, dan mereka masing-masing menyelesaikan penilaian kesehatan mental online yang terdiri lebih dari 600 pertanyaan.

Penilaian tersebut mencakup berbagai topik yang mungkin relevan dengan gangguan kesehatan mental, termasuk episode depresi di masa lalu atau saat ini, kecemasan umum, gejala mania, riwayat keluarga, atau penyalahgunaan zat.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi