Minggu, 05/05/2024 - 22:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Bangunan Peninggalan Belanda Kuat Hingga 100 Tahun, Apa Penyebabnya?

ADVERTISEMENTS

Kawasan Kota Lama Semarang. Di kawasan ini banyak terdapat bangunan peninggalan Belanda.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Penggiat pelestarian Anneke Prasyanti menuturkan alasan bangunan peninggalan masa Pemerintahan Kolonial Belanda bisa bertahan hingga 100 tahun. Salah satunya karena mempertimbangkan sejumlah hal seperti material dan suhu di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kenapa bangunan Belanda bertahan lebih dari 100 tahun? Karena mereka riset dulu, material yang ada apa, suhunya bagaimana, bagaimana mengatasi suhu panas, hujan,” kata dia di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Anneke yang pernah menempuh pendidikan arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan dengan kata lain pemerintah Kolonial datang ke Indonesia dengan membawa insinyur untuk pembangunan seperti jembatan, rel kereta api dan bangunan-bangunan sembari mempertimbangkan konteks Indonesia. “Meskipun mereka menjajah, mereka kasih alokasi anggaran yang tepat, material yang tepat, dengan durasi waktu yang tepat, makanya bangunan tidak roboh dalam waktu lima tahun. Konteksnya di situ,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Rayakan Lebaran Sendirian? Coba 5 Aktivitas Ini

Kendati berpegang pada pemahaman seperti itu, Anneke tak menampik dirinya mendapat cemoohan dari orang-orang saat berusaha merevitalisasi bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Belanda karena dianggap melestarikan kolonoliasme. “Bukan kolonialismenya yang kita lestarikan, melestarikan ilmunya karena ilmu bangunan yang dibangun oleh insinyur Belanda itu mempertimbangkan iklim Indonesia sehingga timbullah yang namanya arsitektur kolonialisme di Indonesia,” jelas dia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Punya Segudang Aktivitas, Naura Ayu Ingin Terus Kejar Mimpi

Anneke berpendapat pemerintah pada saat itu itu sudah mempertimbangkan konsep bangunan hijau atau green building. “Berapa banyak arsitek atau kontraktor Indonesia hari ini yang tahu kondisi iklim Indonesia ketika membangun?,” demikian catat dia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi