Senin, 06/05/2024 - 04:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Riset: Tahun Depan Konsumen akan Punya Lebih Banyak Uang untuk Belanja

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Baru-baru ini, Mastercard Economics Institute (MEI) merilis laporan tahunan mengenai prospektif ekonomi untuk tahun 2024 mendatang. MEI menjabarkan aspek-aspek positif dan hal-hal yang perlu diwaspadai terkait pertumbuhan global. Dalam laporan bertajuk “Economic Outlook: Balancing Prices & Priorities”, MEI memperkirakan wilayah Asia Pasifik (APAC) secara makro akan mengalami pertumbuhan yang stabil, umumnya setara dengan level pada tahun 2023. Meskipun tidak semuanya sama, negara-negara APAC diprediksi menuju kestabilan ekonomi. Faktor-faktor kunci pertumbuhan, seperti ekspor dan industri pariwisata, juga dinilai semakin mendekati kondisi sebelum pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Bila melihat lebih dekat ke perekonomian tiap negara APAC, proyeksi pertumbuhan bervariasi di seluruh wilayah. Di satu sisi, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Korea Selatan akan mengalami peningkatan. Sementara itu, ada antisipasi perlambatan di Australia, China daratan, Jepang, dan Selandia Baru. Adapun India dan Indonesia diprediksi stabil pada tingkat yang serupa dengan tahun 2023.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Antisipasi dalam pengeluaran

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Seiring dengan meredanya dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 pada 2024 nanti, konsumen di Asia Pasifik diprediksi akan dapat mengalokasikan lebih banyak dana dari pendapatan mereka untuk berbelanja barang-barang kebutuhan yang lebih opsional (tersier), semisal perjalanan vakansi dan hiburan. Ini merupakan hal yang berubah dibandingkan dengan periode tahun 2022-2023, yakni ketika inflasi tinggi menyebabkan barang-barang kebutuhan primer—semisal makanan pokok dan bahan bakar—menghabiskan sebagian besar anggaran rumah tangga.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
AS Harapkan Indonesia Bisa Ekspor Lebih Banyak Produk Kedelai

Karena itu, dalam rentang 2022-2023 konsumen cenderung memiliki sedikit anggaran yang tersisa untuk hal-hal yang opsional atau pengeluaran ekstra. Sementara itu, pada 2024 mendatang pengeluaran konsumen di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 5,5 persen bila dibandingkan dengan tahun 2023.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Tahun 2024 akan menjadi masa di mana konsumen akan menyesuaikan kembali pengeluaran mereka. Data menunjukkan bahwa masyarakat tetap antusias untuk melakukan perjalanan dan makan-makan di restoran meskipun tingkatnya berbeda-beda di setiap negara,” ujar David Mann, kepala ekonom Mastercard untuk kawasan Asia Pasifik Chief, seperti dikutip dari pernyataan tertulis yang diterima Republika pada Ahad (17/12/2023).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Di tengah kondisi global yang rumit ini, Mastercard Economics Institute membantu klien menjelaskan kekuatan ekonomi makro hingga ke tingkat negara, kategori, atau bahkan skala perusahaan, serta memberikan saran mengenai berbagai skenario yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap permintaan,” lanjut dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Hasil riset MEI mengindikasikan adanya perubahan dalam aspek permintaan (demand). Terkait itu, konsumen di seluruh kawasan APAC diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang pada 2024 dibanding tahun sebelumnya. Menurut Mann, hal itu menandai awal dari siklus baru yang akan mengembalikan pertumbuhan belanja barang ke level sebelum masa pandemi Covid-19, mengubah tren yang terjadi pada 2022-2023 ketika konsumen lebih memprioritaskan layanan, seperti makan di luar dan perjalanan sebagai respons terhadap pembukaan ekonomi pasca-wabah Covid-19.

Berita Lainnya:
Berjuang Empat Tahun di Tengah Kerugian, Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Akhirnya Tutup

Pada 2024, peningkatan permintaan barang, seperti perlengkapan rumah tangga dan pakaian, juga diperkirakan akan membangkitkan sektor manufaktur di APAC. Hal itu pada akhirnya memiliki peran krusial dalam perekonomian global. Mann mengatakan, pergeseran ini akan mendorong keselarasan kinerja antara sektor manufaktur dan jasa di wilayah APAC. Ada pula kecenderungan berlawanan arah karena sektor manufaktur mengalami perlambatan, sedangkan sektor jasa bertumbuh pesat pada 2023.

Tren wisatawan China

Pada tahun 2024, menurut riset MEI, proses pemulihan perjalanan internasional China akan terus berlanjut. Penambahan lebih banyak negara ke dalam daftar yang disetujui oleh pemerintah China juga akan terus mendukung pengeluaran pariwisata internasional. Hal itu terutama berkaitan dengan perjalanan berkelompok , yang umumnya memiliki pembatasan visa lebih fleksibel daripada perjalanan solo.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi