Selasa, 30/04/2024 - 19:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kalkulator Kematian AI, Perangkat yang Diklaim Bisa Prediksi ‘Sisa Hidup’ Seseorang

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Sekelompok peneliti dari Technical University of Denmark mengembangkan perangkat yang disebut kalkulator kematian berbasis AI. Kalkulator kematian ini menggunakan model chatbot bernama life2vec. Sekitar 74 persen prediksi yang diberikan oleh kalkulator kematian AI ini terbukti benar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kami menggunakan rentetan kejadian dalam hidup untuk memprediksi kehidupan manusia,” ujar ketua tim peneliti, Sune Lehmann, kepada New York Post seperti dilansir India Times pada Jumat (22/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Chatbot life2vec bekerja dengan cara menganalisis beragam faktor yang bisa berkontribusi pada harapan hidup. Sebagai contoh, riwayat masalah kesehatan mental, usia, diagnosis penyakit, jenis profesi dan posisi pekerjaan, hingga besar pemasukan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Untuk bisa melakukan analisis yang komprehensif, chatbot life2vec telah dilatih untuk mengolah data dalam kurun waktu 2008-2026. Selama kurun waktu ini, life2vec diperkaya dengan data riil dari kehidupan enam juta warga Denmark.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Komedian Babe Cabita Wafat, Berikut 12 Tanda Orang yang dekat dengan Kematian

Tim peneliti mengungkapkan, data-data riil mengenai kehidupan banyak orang yang digunakan untuk life2vec terjamin keamanannya. Mereka tidak membuka data tersebut untuk publik dan perusahaan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Cara kerja life2vec mirip seperti ChatGPT. Pengguna bisa mengajukan pertanyaan sederhana, seperti peluang mereka untuk meninggal dunia dalam empat tahun ke depan melalui ketikan. Life2vec mampu memberikan prediksi kematian dalam empat tahun ke depan dengan benar pada sekitar 75 persen kasus, seperti dilansir USA Today.

Selain itu, tim peneliti mengungkapkan life2vec juga mampu memprediksi siapa saja partisipan dalam penelitian yang akan mengalami kematian pada 2020 dengan tingkat akurasi 78 persen. Akan tetapi, tim peneliti tidak memberitahukan hasil ini kepada para partisipan karena bertentangan dengan kode etik.

Saat ini, program dan data life2vec belum dirilis secara publik. Tim peneliti masih mengembangkan cara untuk membuat chatbot ini mampu memberikan hasil yang lebih terbuka tanpa melanggar privasi para partisipan yang terlibat dalam studi.

Berita Lainnya:
Mengapa Orang Lebih Mudah Emosi Saat Berkendara? Ternyata Ini Alasannya

Di sisi lain, profesor di bidang ilmu komputer Tina Eliassi-Rad mengungkapkan bahwa chatbot ini dikembangkan dengan data-data warga Denmark. Oleh karena itu, chatbot ini mungkin tidak dapat memberikan akurasi yang sama tingginya pada orang-orang di luar Denmark.

Selain itu, Eliassi-Rad menilai bahwa teknologi seperti life2vec sejatinya tidak dimanfaatkan untuk memberikan hasil atau prediksi individual. Teknologi seperti ini lebih tepat digunakan untuk menganalisis tren-tren sosial yang terjadi di tengah masyarakat.

“Meski kami menggunakan prediksi (kematian) untuk mengukur seberapa baik model-model (chatbot) kami, perangkat ini tidak seharusnya digunakan sebagai prediksi untuk orang sungguhan,” ujar Eliassi-Rad. 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi