Selasa, 30/04/2024 - 02:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Pertama Kali Sejak 2021, Saham Microsoft Sempat Salip Apple

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Microsoft sempat menyalip Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia pada Kamis (11/1/2023). Hal ini terjadi untuk pertama kalinya sejak tahun 2021 setelah saham perusahaan pembuat iPhone tersebut mengawali awal tahun ini dengan lemah.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sementara itu, saham Microsoft telah meningkat tajam sejak tahun lalu berkat perusahaan yang memimpin pemanfaatan kecerdasan buatan generatif melalui investasi di pembuat ChatGPT, OpenAI. Saham Microsoft ditutup 0,5 persen lebih tinggi, memberikan penilaian pasar sebesar 2,859 triliun USD.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Nilainya naik sebanyak 2 persen selama sesi tersebut dan perusahaan sempat bernilai 2,903 triliun dolar AS. Saham Apple ditutup 0,3 persen lebih rendah, memberi perusahaan kapitalisasi pasar sebesar 2,886 triliun dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Tidak dapat dihindari bahwa Microsoft akan menyalip Apple karena Microsoft tumbuh lebih cepat dan mendapatkan lebih banyak manfaat dari revolusi AI generatif,” kata D.A. Analis Davidson, Gil Luria dilansir Reuters, Jumat (12/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Beredar Info Pesawat Wings Air Jatuh di Kupang, AirNav Indonesia: Hoaks

Microsoft dan Apple telah berebut posisi teratas selama bertahun-tahun. Microsoft sebelumnya telah memasukkan teknologi OpenAI ke dalam rangkaian perangkat lunak produktivitasnya. Hal ini menjadi langkah yang membantu memicu kebangkitan bisnis komputasi awan pada kuartal Juli-September.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sementara itu, Apple sedang bergulat dengan melemahnya permintaan, termasuk iPhone, yang merupakan sumber pendapatan terbesarnya. Permintaan di China, yang merupakan pasar utama, telah merosot karena perekonomian negara tersebut mengalami pemulihan yang lambat dari pandemi dan bangkitnya kembali Huawei yang mengurangi pangsa pasarnya.

“China bisa menjadi penghambat kinerja selama beberapa tahun mendatang,” kata Pialang Redburn Atlantic dalam catatan kliennya pada Rabu.

Setidaknya tiga dari 41 analis menilai Apple telah menurun sejak awal tahun 2024. Saham Apple yang berbasis di Cupertino, California telah jatuh 3,3 persen pada Januari pada penutupan terakhir dibandingkan dengan kenaikan 1,8 persen di Microsoft.

Menurut data perusahaan bursa berbasis di London LSEG, Apple diperdagangkan pada forward PE sebesar 28, jauh di atas rata-rata 19 selama 10 tahun terakhir. Kemudian Microsoft memperdagangkan pendapatan ke depan sekitar 31 kali lipat, di atas rata-rata 10 tahun sebesar 24 kali lipat.

Berita Lainnya:
Besok Pagi, Jokowi Bertemu CEO Apple di Istana Merdeka

Saham Apple, yang kapitalisasi pasarnya mencapai puncaknya pada 3,081 triliun dolar AS pada 14 Desember, berakhir tahun lalu dengan kenaikan sebesar 48 persen. Angka tersebut lebih rendah dari kenaikan 57 persen yang dicatat oleh Microsoft.

Microsoft sempat beberapa kali memimpin atas Apple sebagai perusahaan paling bernilai sejak tahun 2018, termasuk pada tahun 2021 ketika kekhawatiran tentang kekurangan rantai pasokan yang disebabkan oleh COVID berdampak pada harga saham Apple.

Saat ini, Wall Street lebih positif terhadap Microsoft. Perusahaan tidak memiliki peringkat “jual” dan hampir 90 persen pialang yang meliput perusahaan merekomendasikan untuk membeli saham tersebut. Apple memiliki dua peringkat “jual” dan hanya dua pertiga dari analis yang meliput perusahaan tersebut menilainya sebagai “beli”.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi