Rabu, 22/05/2024 - 03:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

100 Hari Perang Gaza: Tak Diketahui Kapan Konflik akan Berakhir 

GAZA — Pada Ahad (14/1/2024) perang Israel-Hamas sudah memasuki hari ke-100. Perang ini sudah menjadi perang paling mematikan dan terlama Israel di Palestina sejak negara itu didirikan tahun 1948 dan belum ada tanda-tanda perang akan berakhir.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Israel mendeklarasikan perang sebagai balasan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Israel mengklaim dalam serangan itu paling mematikan dalam sejarah Israel itu Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Israel meresponnya serangan udara intensif selama satu pekan ke Gaza yang dikuasai Hamas lalu memperluasnya dengan serangan darat. Tel Aviv mengatakan tujuan operasi militernya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

Sebagian sandera sudah dibebaskan dalam gencatan senjata selama satu pekan pada akhir November lalu. Masih lebih dari 100 sandera yang ditawan Hamas di Gaza. Operasi militer Israel menimbulkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza.

Namun setelah lebih dari tiga bulan kemudian, Hamas belum berhasil ditumpas dan para sandera yang tersisa masih ditahan. Militer Israel mengatakan perang diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang 2024.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Perang ini diperkirakan tidak akan mengubah Israel maupun Palestina selamanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Serangan pada 7 Oktober membutakan Israel dan mengguncang kepercayaan masyarakat pada pemimpin-pemimpinnya. Meski terdapat dukungan kuat dalam operasi militer tapi masyarakat Israel sangat trauma dengan peristiwa itu.

Berita Lainnya:
Otoritas Gaza Bantah Klaim AS Soal Jumlah Bantuan yang Masuk  

Masyarakat Israel hampir setiap hari mengenang peristiwa 7 oktober di mana beberapa orang dibunuh di rumah dan di festival musik. Sementara beberapa anak kecil dan orang lanjut usia diculik.

ADVERTISEMENTS

Poster foto orang-orang yang masih disandera ditempel di jalan-jalan. Orang-orang mengenakan kaus yang mendesak pemerintah “Membawa Mereka Pulang.”

ADVERTISEMENTS

Stasiun televisi Israel memberikan banyak jam tayangnya untuk meliput perang tersebut. Stasiun televisi tidak berhenti menyiarkan kisah-kisah tragedi dan kepahlawanan selama peristiwa 7 Oktober, cerita tentang sandera dan keluarga mereka, pemakaman tentara yang tewas dan laporan dari Gaza dari responden yang tersenyum di samping tentara.

Tidak ada simpati atau pembahasan tentang korban tewas dari pihak Palestina yang dibombardir selama tiga bulan lebih. Tidak ada tayangan mengenai krisis kemanusiaan di Gaza. Rencana usai perang sangat jarang dibahas.

Salah hal yang konsisten. Meskipun para pejabat keamanan Israel telah meminta maaf dan memberi isyarat mereka akan mengundurkan diri setelah perang, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap memegang teguh pendiriannya.

Dukungan terhadapnya turun tajam, Netanyahu menolak meminta maaf, mundur, atau menyelidiki kegagalan pemerintahannya. Netanyahu, yang telah memimpin negara itu selama hampir 15 tahun terakhir, mengatakan akan ada waktu untuk melakukan penyelidikan setelah perang.

Berita Lainnya:
PBB: Ekspor Senjata ke Israel Harus Dihentikan

Sejarawan Tom Segev mengatakan perang akan mengguncang Israel selama bertahun-tahun, dan mungkin beberapa generasi mendatang. Ia mengatakan kegagalan pemerintah mencegah serangan 7 Oktober dan ketidakmampuan membawa pulang para sandera mengobarkan perasaan pengkhianatan dan kurangnya kepercayaan terhadap pemerintah.

“Masyarakat Israel ingin perang mereka berjalan dengan baik. Perang ini tidak berjalan dengan baik, banyak orang merasa ada sesuatu yang sangat salah di sini,” katanya.

Perubahan akibat perang lebih buruk lagi bagi Gaza dan masyarakat Palestina yang tinggal di sana. Sebelum serangan 7 Oktober hidup di Gaza sudah sulit karena blokade Israel dan Mesir usai Hamas menguasai pemukiman tersebut sejak 2007. Kini daerah itu hampir tidak dikenali.

Pakar mengatakan pengeboman Israel ke Gaza salah satu yang paling intensif dalam sejarah modern. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan total korban tewas dalam serangan Israel mencapai 23 ribu lebih, lebih 1 persen dari populasi Palestina sebelum perang.

Ribuan orang terluka atau masih hilang. Lebih dari 80 persen terpaksa mengungsi, dan puluha ribu orang tinggal berdesak-desakan di tenda-tenda pengungsi di daera kecil di selatan Gaza yang juga ditembaki Israel.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi