Selasa, 30/04/2024 - 12:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

China Imbau Iran dan Pakistan Sama-Sama Dapat Menahan Diri

ADVERTISEMENTS

BEIJING — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengimbau dua negara yang bertetangga, yaitu Iran dan Pakistan agar sama-sama dapat menahan diri dan mencegah eskalasi serangan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Iran dan Pakistan merupakan tetangga dekat dan negara yang mempunyai pengaruh dan menjaga hubungan persahabatan dengan China. China dengan tulus berharap kedua negara tetap tenang dan menahan diri serta menghindari eskalasi ketegangan,” kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis (18/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Hal tersebut disampaikan Mao Ning pasca serangan Iran ke provinsi Baluchistan, Pakistan pada Selasa (16/1/2024) dan kemudian Pakistan juga menyerang provinsi Baluchistan yang berada di Iran pada Rabu (17/1/2024) malam.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Kami mengikuti perkembangan situasi dengan cermat. China selalu berpendapat bahwa hubungan antar negara harus ditangani sesuai dengan tujuan dan prinsip Piagam PBB dan hukum internasional,” ungkap Mao Ning.

ADVERTISEMENTS

Mao Ning menyebut China mendukung penghargaan terhadap kedaulatan, independensi dan integritas wilayah suatu negara dapat terus dihormati dan dijaga.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“China berharap dan yakin kedua belah pihak akan menyelesaikan perselisihan melalui dialog dan konsultasi,” tambah Mao Ning.

Berita Lainnya:
Di Bawah Lindungan Peking vs di Bawah Lindungan Ka'bah

Garda Revolusi Iran menembakkan rudal balistik dan drone pada Selasa (16/1) ke Provinsi Baluchistan di Pakistan yang menargetkan pangkalan kelompok militan Sunni, Jaish ul-Adl. Kelompok itu disebut beberapa kali menyerang pasukan Iran antara lain untuk menyuarakan kemerdekaan daerah Baluchistan.

Respons dari Pakistan atas serangan Iran itu adalah protes dalam bentuk penarikan duta besarnya pada Rabu (17/1/2024). Selain itu, Pemerintah Pakistan menyebut serangan itu adalah pelanggaran ruang udara negara dan juga telah mengakibatkan dua korban meninggal dunia yang masih anak-anak.

Namun, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam acara Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, menyatakan bahwa hanya para militan yang terkena serangan. Amirabdollahian juga dilaporkan sudah menelepon Menteri Luar Negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani, menekankan penghormatan Pemerintah Iran terhadap kedaulatan Pakistan.

Kemudian pada Rabu-Kamis (18-19 Januari) Pakistan dilaporkan membalas serangan Iran di provinsi Balochistan di wilayah Iran. Iran dan Pakistan sama-sama memiliki provinsi bernama Balochistan yang berada di perbatasan Iran-Pakistan.

Menurut media Pakistan, serangan Pakistan menyasar fasilitas milik kelompok Saravan Sepah Pasdaran Army. Kelompok itu dituding Islamabad salah satu pelaku teror di berbagai lokasi Pakistan selama bertahun-tahun.

Berita Lainnya:
Protes Pro-Palestina di Kampus AS Mulai Menular ke Eropa

Serangan Iran itu hanya berjarak sehari dengan serangan serupa yang dilancarkan Iran kepada dua negara tetangganya, Irak dan Suriah.

Iran sebelumnya menyerang ke Kota Erbil di daerah semi-otonom Kurdistan, Irak, karena lokasi itu dituding Iran sebagai markas kelompok yang terkait dengan intelijen Israel, Mossad. Sedikitnya empat orang tewas dan enam lainnya luka-luka akibat serangan, menurut Pemerintah Regional Kurdistan di Irak utara.

Namun, Irak menyanggah informasi itu dan juga telah mengajukan protes terhadap “agresi” Iran kepada Dewan Keamanan PBB serta menarik dubesnya dari Teheran.

Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim Al Araji, kepada sejumlah media juga menyatakan pihaknya telah memeriksa lokasi yang dituding sebagai “markas Mossad” dan menyatakan bahwa tempat itu hanyalah rumah keluarga dari pebisnis warga Irak yang berasal dari Erbil.

Perdana Menteri Kurdi Irak Masrour Barzani pun menyebut serangan Teheran sebagai “kejahatan terhadap orang-orang Kurdi.”

Sementara serangan Iran ke Suriah utara lantaran kawasan itu banyak didiami kelompok-kelompok seperti Kurdi, yang tak disukai Iran karena menganut Sunni dan hendak memerdekakan diri.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi