Selasa, 30/04/2024 - 04:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

Muhammadiyah Sebut Merger Muamalat-BTN Sebaiknya tak Dilanjut, Ini Alasannya

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menanggapi soal penggabungan atau merger Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan BTN Syariah. Menurutnya, rencana tersebut sebaiknya tidak dilanjutkan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Itu karena, kata dia, BMI bukan milik pemerintah. Meski Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah menjadi pemegang saham dominan bank syariah tersebut. Seperti diketahui, saat BMI menghadapi masalah, pemerintah mendorong BPKH masuk melakukan investasi ke BMI guna penyelamatan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Tapi hal itu bukanlah berarti BMI sudah menjadi bank milik pemerintah, karena dana BPKH yang diinvestasikan di BMI tersebut bukanlah dana dari pemerintah tapi adalah dana milik umat,” jelas Anwar dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, (20/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Maka, kata dia, ke depannya BMI harus dijaga supaya tetap dengan paradigmanya dari umat, milik umat, bersama umat, dan untuk umat. Ia menyebutkan, ada beberapa pertimbangan mengapa rencana merger dua entitas di atas sebaiknya tidak dilanjutkan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Gobel: Penciptaan Lapangan Kerja Solusi Terbaik Berantas Kemiskinan

“Pertama, agar legacy dari bapak-bapak kita terdahulu yang telah bersusah payah mendirikan bank ini (BMI) tetap terjaga untuk menjadi spirit dan pelajaran bagi generasi sekarang. Lalu yang akan datang untuk juga bisa berbuat sesuatu yang berarti dan bermakna bagi umat dan bangsa,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kedua, lanjut dia, MUI pun ingin di tengah persaingan dunia perbankan di negeri yang mayoritas umatnya beragama islam ini, tetap ada bank swasta yang merupakan milik umat. Maka dalam menangani masalah BMI ini, ke depannya diharapkan pendekatan yang digunakan tidak hanya menggunakan hitung-hitungan ekonomi dan bisnis saja, melainkan turut memperhatikan dan mempertahankan sejarah.

“Maksud dan tujuan dari kita mendirikan bank ini yaitu kita ingin umat islam punya bank yang berdasarkan prinsip syariah. Diharapkan akan dapat membantu ekonomi umat terutama usaha-usaha yang berada di kelompok UMKM terutama usaha kecil, mikro dan ultra mikro yang jumlahnya 99 persen dari seluruh pelaku usaha di negeri ini yang oleh sistem perbankan yang ada secara sistemik telah termarginalkan,” jelas Anwar.

Berita Lainnya:
Bandara SIM Aceh Terima Tambahan Penerbangan Angkutan Lebaran

Ia bersyukur bank milik umat atau BMI sudah terwujud meski belum sesuai yang diinginkan. Meski begitu, tuturnya, bukan berarti harus digabung dengan bank BTN Syariah atau bank lain.

“Tugas kita sekarang bukan lagi memikirkan bagaimana me-merger-kannya dengan BTN Syariah atau bank lain, tapi bagaimana kita bisa secara bersama-sama memajukan dan membesarkannya,” tegas dia.

Ia pun menambahkan, perlu langkah yang harus ditempuh guna mencapai tujuan tersebut.

Di antaranya menggerakkan berbagai elemen umat agar secara bersama-sama terlibat memajukan dan membesarkan BMI. Ia menyebutkan, di Indonesia terdapat banyak organisasi massa (ormas) Islam. Negeri ini pun mempunyai banyak masjid, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit serta usaha-usaha bisnis milik umat yang bisa digerakkan untuk itu.

“Hal ini tentu akan mudah dilakukan karena dengan masuknya dana BPKH ke BMI meski baru sekitar satu persen dari total dana haji yang dikelolanya. Kita melihat kepercayaan umat terhadap BMI sekarang tampak semakin kuat dan meningkat,” kata Anwar.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi