Kamis, 02/05/2024 - 12:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Waspadai Penyebaran Penyakit Pneumonia di Indonesia

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan laporan, terjadi peningkatan kasus undiagnosed pneumonia yang menyerang anak-anak di wilayah Cina utara melalui publikasi di ProMed pada 22 November 2023. Berdasarkan keterangan WHO, otoritas kesehatan Cina melaporkan peningkatan kasus terjadi akibat Mycoplasma pneumoniae, yaitu infeksi bakteri umum pada pernapasan yang banyak menyerang anak-anak, sejak Mei 2023.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Tak hanya di Cina, wabah pneumonia anak juga mulai terdeteksi di Eropa, khususnya Denmark dan Belanda. Indonesia pun merespons hal itu dengan cepat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/4732/2023 mengenai Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma pneumonia di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Surat edaran tersebut memerintahkan seluruh instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Mycoplasma pneumoniae di Indonesia. Pneumonia merupakan peradangan pada paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Bakteri penyebab pneumonia antara lain, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, dan Legionella pneumophila. Sedangkan, virus penyebab pneumonia, antara lain respiratory syncytial virus (RSV), influenza (flu), parainfluenza, dan adenovirus. Sementara jamur penyebab pneumonia diantaranya Candida Aspergillus dan Pneumocystis jiroveci.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kemenkes: Perubahan Iklim 2024 Membuat Kasus DBD di Indonesia Kembali Naik

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dokter spesialis penyakit dalam, dr Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD. mengatakan, pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi lebih dari satu kuman atau patogen pada saat bersamaan, baik bakteri, virus, maupun jamur. Infeksi tersebut terjadi di paru-paru dan meluas. Hal itu menyebabkan penumpukan cairan dan hambatan aliran udara,

“Sehingga menyulitkan proses pernapasan. Pada kondisi ini, bernapas akan terasa berat dan membuat sesak,” kata Dirga di Jakarta, Senin (29/1/2024). Tentu saja kondisi itu tidak boleh dianggap remeh, terutama apabila dialami oleh anak-anak.

“Untuk itu, sangat penting bagi orang tua menyadari bahaya dan risiko pneumonia yang sampai dapat menyebabkan kematian. Penting sekali untuk melakukan upaya pencegahan sedini mungkin,” kata Dirga.

UNICEF mencatat satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak, lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus. Sementara di Indonesia, pneumonia adalah penyebab 14,5 persen kematian pada bayi dan 5 persen kematian pada anak usia di bawah lima tahun.

Berita Lainnya:
Kemenkes Kirim Satgas Kesehatan ke Lokasi Banjir Bandang Musi Rawas Utara

Meskipun mematikan, pneumonia merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati. “Pneumonia yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae dapat dicegah melalui vaksinasi pneumococcal conjugate vaccines atau PCV. Vaksin PCV dapat diberikan pada anak usia di bawah satu tahun dengan dosis tiga kali, yaitu usia dua, empat, dan enam bulan,” kata Dirga.

Menurut dia, tidak terbatas pada anak-anak, vaksinasi PCV juga termasuk dalam rekomendasi imunisasi dewasa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). “Vaksinasi PCV direkomendasikan untuk semua anak dan orang dewasa untuk melindungi masyarakat Indonesia dari Pneumonia,” kata Dirga.

Di Indonesia, tersedia vaksin PCV13 yang melindungi dari 13 serotipe pneumokokus, dan dengan perkembangan teknologi terbaru, kini telah tersedia vaksin PCV15 yang memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe pneumokokus. Vaksin PCV15 mampu melindungi dari 15 serotipe pneumokokus, dan telah mendapatkan izin edar dari Badan POM untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi