Kamis, 02/05/2024 - 15:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Mana yang Lebih Dulu, Galaksi atau Lubang Hitam? Teleskop James Webb Punya Jawabannya

ADVERTISEMENTS

Sagitarius A*, lubang hitam supermasif galaksi Bima Sakti. Mana yang lebih dulu, lubang hitam atau galaksi? Ilmuwan kini mungkin telah temukan jawabannya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Selain teka-teki tentang ayam atau telur, ada juga teka-teki Mana yang lebih dulu, galaksi atau monster lubang hitam? Menurut penelitian baru, para ilmuwan akhirnya punya jawabannya. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dilansir Space, Jumat (9/2/2024), lubang-lubang hitam supermasif yang ada menjelang awal waktu telah lama diyakini telah membentuk galaksi-galaksi di sekitarnya, mempercepat laju pembentukan bintang di galaksi-galaksi dan dengan demikian memengaruhi evolusi seluruh alam semesta. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pernah Dibui Akibat Edit Gen Bayi, Ilmuwan China Kini Cari Obat Penyakit Genetik Langka
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Tapi sekarang, analisis ulang data dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menunjukkan bahwa lubang-lubang hitam ini mungkin sudah ada selama 50 juta tahun pertama alam semesta kita yang berusia 13,8 miliar tahun, sehingga mendorong pembentukan bintang pada usia yang begitu dini. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Temuan-temuan ini dapat menantang gagasan bahwa lubang-lubang hitam terbentuk hanya setelah bintang dan galaksi pertama muncul. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Kita tahu monster ilubang hitam ini ada di pusat galaksi dekat Bima Sakti kita, tapi kejutan besarnya sekarang adalah bahwa mereka juga ada pada awal mula alam semesta dan hampir seperti bahan penyusun atau benih untuk galaksi awal,” kata Joseph Silk, ketua tim dan profesor di Johns Hopkin University di Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Pemeriksaan Genomik di Dalam Negeri Lindungi Data Gen Individu

Silk menuturkan mereka benar-benar meningkatkan segalanya, seperti penguat raksasa pembentukan bintang, yang merupakan perubahan besar dari apa yang kita pikir mungkin terjadi sebelumnya, sedemikian rupa sehingga hal ini benar-benar dapat mengguncang pemahaman kita tentang bagaimana galaksi-galaksi terbentuk. 

Silk menunjukkan fakta bahwa galaksi-galaksi jauh….

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi