Sabtu, 04/05/2024 - 08:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Ramadhan Jadi Momentum Boikot, Industri Kurma Israel Ketar-Ketir

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Industri riil Israel mulai ketar-ketir karena aksi boikot menjelang Ramadhan di tengah konflik Gaza. Ramadhan menjadi momentum baru untuk melakukan boikot terhadap produk-produk Israel yang mayoritas diproduksi di wilayah penjajahan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Aksi boikot tersebut dapat mengancam sekitar sepertiga produksi kurma Israel yang melakukan ekspor selama Ramadhan. Seruan boikot di bulan Ramadhan ini ini tidak hanya dimulai di Indonesia, tapi juga seluruh dunia, khususnya terhadap produk kurma.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Berdasarkan pemberitaan Haaretz seperti dikutip dari Iran Front Page, Selasa (27/2/2024), kampanye iklan senilai 550 ribu untuk mempromosikan kurma Medjool Israel dihentikan sebagai tanggapan atas ketakutan boikot tersebut. Pengawasan terhadap produk-produk Israel di kalangan komunitas Muslim juga meningkat setelah pertumpahan darah di Gaza.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Siapa pun yang mendekati rak tersebut dan melihat tulisan Buatan Israel dan akan berpikir dua kali,” kata seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan industri kurma kepada Haaretz.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Gedung Putih Bantah Terima Peringatan Dini Serangan Iran ke Israel

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan kampanye Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) untuk memberikan tekanan ekonomi pada perusahaan-perusahaan Israel. Mengingat pentingnya buah tersebut selama Ramadhan, banyak umat Muslim mencoba memastikan kurma yang dikonsumsi tidak berasal dari Israel.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Israel merupakan salah satu produsen kurma terbesar di dunia, khususnya kurma Medjool yang populer. Kelompok pendukung BDS telah melakukan upaya bersama untuk memastikan bahwa konsumen dapat membuat pilihan yang tepat dan menghindari membeli kurma Israel.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Ada organisasi yang memasuki supermarket di Eropa yang menjual kurma dengan merek kami dan menempelkan stiker di supermarket tersebut yang menyatakan bahwa pembelinya ‘berkontribusi terhadap genosida,” kata salah satu produsen kurma Israel kepada Haaretz.

Kampanye Solidaritas Palestina mengatakan sebagian besar kurma Medjool Israel ditanam di pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki oleh pemukim Israel. Para pegiat yang memerangi pendudukan Israel secara teratur memperingatkan masyarakat bahwa mereka harus memeriksa label asal kurma sebelum membeli.

Berita Lainnya:
Puncak Mudik, Airnav Layani Ribuan Penerbangan Sehari di Bandara Soekarno-Hatta

Dampak ekonomi terhadap Israel bisa jadi cukup signifikan. Pangsa pasar Medjool yang dimiliki Israel sebesar 50 persen menjadikannya salah satu yang terbesar berdasarkan volume di dunia.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Israel, nilai ekspor kurma saja dari Israel mencapai 338 juta dolar AS pada 2022 dibandingkan dengan ekspor buah-buahan lainnya senilai 432 juta dolar AS. Dalam upaya untuk melawan kampanye boikot, produsen Israel bekerja sama dengan beberapa pembeli untuk mengubah label pada produk mereka dalam upaya untuk mengaburkan asal muasal kurma tersebut.

Ekspor kurma ke Turki juga tercatat anjlok 50 persen pada Oktober 2023. Padahal pasar tersebut menyumbang sekitar 10 persen dari seluruh ekspor kurma dari Israel.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi