Barisan restoran dan coffeeshop terhampar dengan desain yang menarik mata untuk singgah. Suara tawa dan raut wajah bahagia pun terpancar dari orang-orang yang berada di sana. Hembusan angin sepoi-sepoi membuat suasana menjadi sejuk.
Suasana itulah yang dirasakan Kiki Nurjanah ketika mengunjungi kawasan Taman Budaya Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat (15/3/2024). Kiki merasakan perbedaan signifikan Taman Budaya dalam beberapa tahun terakhir. Taman Budaya menjelma menjadi destinasi wisata yang kian lengkap baginya.
Kiki merupakan pengunjung setia Taman Budaya yang menjejakkan kaki disana sejak tahun 2010. Saat itu, Kiki menemani adiknya mengikuti kegiatan outbond sekolah di Taman Budaya. Memori Kiki mengenang tak banyak restoran dan coffeeshop di Taman Budaya kala itu. Kalau pun, jumlahnya hanya beberapa saja.
“Pertama kali ke Taman Budaya ngantar adik saya ambil nilai sekolah sekalian outbond. Waktu itu nggak banyak tempat makannya, sedikit banget,” kata Kiki kepada Republika, Jumat (15/3/2024).
Beberapa tahun berselang, Kiki kembali mengunjungi Taman Budaya. Sebagai pecinta kuliner, Kiki merasa senang karena restoran di Taman Budaya bertambah. Sehingga perempuan yang tinggal di Bojong Gede, Kabupaten Bogor itu bisa menikmati pemandangan alam di sekitar Taman Budaya sembari memuaskan hasrat kulinernya.
Pemandangan memanjakan mata dari hiruk pikuk hidup di perkotaan memang bisa didapat kala berkunjung ke Taman Budaya. Bentangan alam serba hijau bisa terlihat 360 derajat karena Taman Budaya dikelilingi beberapa gunung diantaranya Gunung Pancar, Gunung Batu, Gunung Astana. Jadi, kemana pun mata menoleh, selalu ada hijau perbukitan atau gunung.
Kiki lebih kaget lagi dengan kondisi Taman Budaya pasca Covid-19. Jumlah tenant kian bertambah. Area parkir bagi kendaraan roda dua pun sudah disiapkan oleh pengelola Taman Budaya. “Kaget waktu kesana lagi sehabis Covid-19 itu banyak coffeshop keren yang sudah punya ‘nama’, jadi nggak perlu ke Jakarta atau Bogor kota,” ujar perempuan berusia 34 tahun itu.
Taman Budaya Sentul City kini memang menyajikan tenant kuliner yang kian beragam. Sebab Taman Budaya ditargetkan sebagai destinasi wisata yang menyajikan kebutuhan kuliner dan gaya hidup bagi pengunjungnya.
“Taman Budaya Sentul City saat ini dikembangkan sebagai one stop lifestyle and culinary (compound park) di Jawa Barat,” tulis keterangan resmi dari manajemen Taman Budaya Sentul City yang diperoleh Republika.
Setidaknya terdapat lebih dari 50 tenant yang terbagi menjadi dua lokasi di Taman Budaya yaitu “Dikala” dan “Semasa”. Puluhan tenant itu menyajikan beragam kuliner western, nusantara, Asian, dan lainnya. Kemudian ada fasilitas olahraga bekerja sama dengan Ayo Arena dan Bucket List. Serta sebagai wahana outbound terbesar di Jabodetabek, juga terus melakukan pengembangan fasilitas dan wahana.
Pengembangan Taman Budaya bekerja sama pula dengan dinas pariwisata daerah dan nasional untuk mempromosikan kegiatan dan fasilitas di dalamnya. Taman Budaya pun bekerja sama dengan beragam Event Organizer (EO) untuk mengadakan konser musik, acara kebudayaan, festival kuliner.
“Fokus Taman Budaya adalah menjadi pilihan utama bagi warga Jabodetabek untuk berkunjung dengan melengkapi variatif tenant (culinary, sport, fashion, and others) dengan konsep outdoor dengan lanskap hijau,” tulis keterangan resmi tersebut.
Agar pengunjung betah berlama-lama, Taman Budaya memiliki amphitheater yang menjadi area pusat hiburan di mana pengunjung bisa bercengkrama dengan kelompoknya. Lalu terdapat beragam wahana permainan yang bisa dicoba.
Banyaknya ragam kuliner dan suasana sejuk inilah yang membuat Giga Kurnia betah mengunjungi Taman Budaya Sentul City. Sehingga perempuan asal BSD Tangerang itu tak mempersoalkan jarak berpuluh kilometer untuk tiba disana. Giga biasa berkunjung ke Taman Budaya bersama teman teman kantornya.
“Kalau ke Taman Budaya itu rasanya hati senang karena indah pemandangannya, perut juga kenyang karena banyak jenis makanannya,” ucap Giga.