Selasa, 30/04/2024 - 15:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Pengelolaan Air dan Penanggulangan Banjir dalam Peradaban Islam

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Dalam sejarah peradaban Islam, umat Islam telah memberikan kontribusi yang besar terkait pengelolaan air. Mereka mulai menyadari pentingnya pengelolaan air sejak era Nabi (610-632 M) dan Khulafaur Rasyidin (632-661 M). 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Namun, yang berkaitan dengan pengelolaan air untuk menanggulangi banjir bisa dilihat sejak era Dinasti Bani Umayyah (661-750 M). Dalam makalahnya di Muslimheritage, Marwan Haddad mengungkapkan bahwa Bani Umayyah membangun bendungan di sungai dan lembah, serta membangun saluran dan jaringan pengalihan air. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pada masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah ini, mereka membangun bendungan dan waduk air di Kufah dan menggunakan Laut Najaf untuk tujuan ini guna meringankan beban banjir. Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia pada saat itu, Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berusaha menghitung jumlah atau besarnya hujan.  

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pada masa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, proyek perluasan saluran irigasi jarak jauh pun dimulai, termasuk waduk penyimpanan besar. Maroko yang lebih besar (yang terbentang dari Tunisia hingga Maroko) belum pernah menyaksikan proyek semacam itu sebelum era Umayyah.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pasokan air selalu menjadi masalah untuk bercocok tanam sepanjang Hijaz, dan kurangnya curah hujan telah memastikan bahwa setiap lahan budidaya berada di daerah dengan air tanah yang cukup. Untuk mendapatkan atau mencapai air tersebut tidaklah mudah, diperlukan sumur yang dalam. 

Berita Lainnya:
Mengapa Agama Jadi Kriteria Utama Calon Istri Menurut Islam? Begini Penjelasannya

Bendungan pun diperintahkan untuk dibangun di Hijaz oleh Khalifah Muawiyah bin Sufyan. Tujuan utama pembangunan bendungan adalah untuk mencegah banjir bandang. Sedangkan tujuan sekundernya adalah untuk kepentingan pertanian maupun peternakan. 

Lalu pada era Dinasti Abbasiyah (750-1258 M), menurut Marwan Haddad, pemerintahan Dinasti Abbasiyah melakukan ekspansi pertanian untuk mengolah semua ruang yang tersedia di Irak dan memasok air ke kota-kota besar. Menurut dia, skema irigasi dan saluran air serta jaringan yang dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Islam Abbasiyah masih mengesankan para insinyur air modern. 

Bagdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah, merupakan pusat pembelajaran dan kebudayaan. Ada beberapa kanal pemasok air di Baghdad yang melewati jalan-jalan kecil dan pinggiran kota, mengalir dengan lancar di musim panas dan musim dingin. Diantaranya terdapat empat kanal utama yang mengarah ke sekitar Bagdad, yaitu Nahr Isa, Nahr al-Malik, Nahr Sarsar dan Nahr Sarat. 

Di bawah Kekhalifahan Abbasiyah, Kanal Nahrawan di kota Jisr al-Nahrawan dekat Bagdad merupakan sistem irigasi utama, di sepanjang tepi timur Sungai Tigris dan hilir Sungai Diyala.

Dengan perluasan waduk dan bendungan air, Bani Abbasiyah juga menciptakan sebuah biro pengelolaan air, yang mereka sebut Diwan al-Aqrah (artinya Departemen Air). 

Sementara, pada Dinasti Andalusia (711-1492 M), telah banyak bendungan kecil dibangun di Sungai Turia sepanjang 150 mil, yang mengalir ke Mediterania di Valencia. Delapan dari bendungan ini tersebar di enam mil sungai di Valencia dan melayani sistem irigasi lokal. 

Berita Lainnya:
Perbedaan Peradaban Islam dengan Yunani, Romawi, dan Bizantium yang Dipuji Barat

Karena desain dan metode konstruksinya yang aman, serta pondasi yang dalam dan kokoh, bendungan Turia mampu bertahan dalam kondisi banjir yang berbahaya selama 1000 tahun.

Di wilayah stepa, orang-orang Arab Abad Pertengahan menunjukkan keahlian teknis dalam pengumpulan dan penyimpanan air limpasan. Banyak bendungan pengalihan kecil yang dibangun di anak sungai Oued Meguellil, Cekungan Aghlabides yang terkenal direalisasikan pada tahun 862, seluas 11.000 m 2 dan memiliki kapasitas penuh 63.000 m 3.

Pembangunan bendungan yang dibangun di sungai oleh kaum Arab Muslim di Andalusia meninggalkan dampak yang besar dan menciptakan ledakan pertanian di Spanyol. Hill mencatat bahwa beberapa bendungan air yang dibangun oleh Muslim Arab di Spanyol saat ini mungkin tampak kecil, namun bendungan tersebut telah terbukti sangat praktis untuk menyediakan irigasi dan kebutuhan air minum. Contoh sistem tersebut ada di wilayah Valencia hingga saat ini.

Di Spanyol, terdapat sejumlah bendungan yang menggambarkan kepiawaian umat Islam dalam metode pembangunannya, antara lain Bendungan Cordoba, Bendungan Sungai Segura, Bendungan Sungai Turia, dan lain-lain. Di dalamnya mereka memperkenalkan teknik pembangunan bendungan termasuk gerbang pengatur ketinggian air, dan saluran yang mengalirkan lumpur dari dasar bendungan, dan hal ini pada saat itu hanya dapat digambarkan sebagai “inovasi Islami.”

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi